REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Vaksinasi Covid-19 bagi anak usia enam hingga 11 tahun telah dilaksanakan sejumlah daerah. Pakar virologi dan imunologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Mohamad Saifudin Hakim mengatakan, sebetulnya tidak ada persiapan khusus menjelang vaksinasi anak.
Akan tetapi, menurut dr Hakim, anak perlu diberikan pengertian untuk menjaga kesehatan secara umum. Misalnya, cukup istirahat sebelum pemberian vaksin, menjaga pola makan, dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas berat, seperti bermain berlebihan.
"Hal tersebut harus dijaga supaya kondisi badan tetap sehat dan bugar saat pemberian vaksinasi," kata dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM tersebut, Jumat (7/1/2022).
Selain itu, dr Hakim mengimbau orang tua untuk mau menginformasikan secara jelas kepada petugas kesehatan terkait kondisi kesehatan anak masing-masing. Riwayat alergi, riwayat pengobatan sebelumnya, dan informasi kesehatan lain perlu disampaikan.
Dr Hakim menyampaikan, efek samping atau kejadian ikutan setelah imunisasi (KIPI) secara umum ada yang sifatnya lokal, seperti nyeri-nyeri atau terjadi bengkak di tempat suntikan vaksin. Selain itu, ada yang bersifat sistemik, seperti demam.
Kondisi demam merupakan bentuk respons tubuh dalam membentuk antibodi. Terkait kasus meninggalnya dua anak di Bone, Sulawesi Selatan dan Jombang, Jawa Timur usai vaksinasi Covid-19, dr Hakim mengungkapkan, Komnas KIPI telah melakukan investigasi kepada dua kasus tersebut.
"Tidak disebabkan oleh vaksin Covid-19," ujar dr Hakim.
Setiap ada kejadian serius usai imunisasi, menurut dr Hakim, Komnas dan Komda KIPI akan melakukan investigasi melihat hubungan sebab-akibat kejadian yang tak diinginkan itu dengan vaksin. Meski begitu, kejadian yang timbul belum tentu disebabkan oleh vaksinasi yang diterima.
"Jadi, tidak perlu terburu-buru menyimpulkan kejadian serius tersebut pasti disebabkan oleh vaksin Covid-19," kata dr Hakim.