Peter Hotez, salah satu peneliti yang memimpin proyek tersebut, menggambarkannya sebagai “hadiah bagi dunia,” menunjukkan bahwa teknologi tersebut telah ditransfer ke produsen vaksin di India, Indonesia, Bangladesh, dan Botswana.
“Pengumuman ini merupakan langkah pertama yang penting dalam memvaksinasi dunia dan menghentikan pandemi,” kata Hotez.
“Teknologi vaksin kami menawarkan jalan untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung, yaitu kerentanan yang dihadapi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah terhadap varian delta,” lanjutnya.
Vaksin ini mirip dengan vaksin sub-unit protein Novavax, yang baru-baru ini diotorisasi untuk penggunaan darurat di sejumlah negara di seluruh dunia. India adalah negara pertama yang mengeluarkan otorisasi darurat untuk Corbevax dan Biological E dilaporkan memiliki 150 juta dosis yang siap digunakan, dengan kapasitas produksi ditetapkan untuk 100 juta dosis per bulan mulai Februari.