Selasa 28 Dec 2021 09:56 WIB

Rangkuman Perkembangan Obat Terapi Covid-19 Sepanjang 2021

Beberapa obat antivirus oral menawarkan hasil baik dalam uji klinis melawan covid-19.

Pil eksperimental Molnupiravir. Para peneliti masih terus melakukan berbagai studi demi menemukan pengobatan untuk COVID-19.
Foto:

Antibodi monoklonal

Tiga perawatan antibodi monoklonal untuk COVID-19 telah mendapatkan otorisasi penggunaan darurat (EUA) dari FDA. Perawatan ini dapat digunakan untuk merawat orang dewasa yang tidak dirawat di rumah sakit dan anak-anak di atas usia 12 tahun dengan gejala ringan hingga sedang dan mereka dengan risiko mengembangkan COVID-19 parah atau dirawat di rumah sakit.

Sasaran perawatan juga termasuk orang di atas usia 65 tahun, orang obesitas, dan mereka yang memiliki kondisi medis kronis tertentu. Penelitian terbaru menunjukkan, pengobatan antibodi monoklonal juga dapat membantu menyelamatkan nyawa pada subkelompok tertentu pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.

Antibodi monoklonal adalah versi antibodi buatan manusia yang dibuat secara alami oleh tubuh kita untuk melawan penyerang, seperti virus SARS-CoV-2. Ketiga terapi yang diotorisasi FDA menyerang protein lonjakan virus corona, membuatnya lebih sulit bagi virus untuk menempel dan memasuki sel manusia.

Perawatan antibodi monoklonal yakni menggunakan kombinasi casirivimab dan imdevimab yang disebut REGN-COV dan dibuat Regeneron, lalu kombinasi bamlanivimab dan etesevimab dari Eli Lilly dan sotrovimab dari GlaxoSmithKline.

Perawatan diberikan secara intravena di klinik atau rumah sakit dan saat ini belum diizinkan untuk pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit atau mereka yang menerima terapi oksigen. Namun, sebuah studi tinjauan pra-peer pada Juni 2021 menunjukkan adanya harapan pengobatan antibodi monoklonal pada pasien COVID-19 di rumah sakit yang tidak meningkatkan respons imun mereka sendiri.

Studi ini membandingkan perawatan antibodi monoklonal Regeneron ditambah perawatan biasa pada orang yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19. Pada orang yang belum memproduksi antibodi terhadap virus SARS-CoV-2, pengobatan antibodi monoklonal mengurangi kemungkinan kematian sebesar 20 persen.Antibodi monoklonal tidak akan menguntungkan pada orang dengan sistem kekebalan yang telah menciptakan antibodi sebagai respons terhadap virus.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement