Selasa 28 Dec 2021 09:56 WIB

Rangkuman Perkembangan Obat Terapi Covid-19 Sepanjang 2021

Beberapa obat antivirus oral menawarkan hasil baik dalam uji klinis melawan covid-19.

Pil eksperimental Molnupiravir. Para peneliti masih terus melakukan berbagai studi demi menemukan pengobatan untuk COVID-19.
Foto:

fluvoxamine 

Sebuah penelitian dalam jurnal Lancet Global Health pada Oktober 2021 memperlihatkan, antidepresan fluvoxamine (Luvox) secara signifikan mengurangi risiko rawat inap pada beberapa pasien COVID-19 dengan risiko serius menjadi parah. Studi ini melibatkan hampir 1500 orang dewasa di Brasil. Sebagian besar peserta penelitian tidak divaksinasi, memiliki gejala, dan berada pada peningkatan risiko penyakit serius karena masalah kesehatan yang mendasarinya.

Sekitar setengahnya menggunakan plasebo sementara separuh lainnya diminta meminum satu pil fluvoxamine 100 mg sebanyak dua kali sehari selama 10 hari. Hasilnya, kelompok fluvoxamine secara signifikan lebih kecil kemungkinannya membutuhkan rawat inap di IGD atau rumah sakit dibandingkan kelompok plasebo dengan perbandingan 11 persen dan 16 persen.

Menurut studi, efek samping umum fluvoxamine meliputi sakit kepala, mual, diare, pusing, dan efek samping seksual. Dalam uji coba yang diterbitkan Lancet, puluhan peserta yang diberi fluvoxamine berhenti minum obat karena efek samping dan tidak semua dari mereka meminum obat sesuai resep.

Namun, dalam kasus ini, kepatuhan pengobatan membuat perbedaan. Mereka yang menggunakan fluvoxamine seperti rekomendasi lebih kecil kemungkinannya meninggal dibandingkan mereka dalam kelompok plasebo.

Fluvoxamine termasuk dalam kelas antidepresan dan disetujui penggunaannya oleh FDA pada tahun 1994 untuk mengobati gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan kecemasan. Fluvoxamine tampaknya bekerja melawan COVID-19 dengan mengurangi peradangan yang menjadi ciri khas infeksi parah SARS-CoV-2. Obat ini mungkin juga memiliki sifat antivirus.

Walau begitu, penelitian lanjutan masih diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang tersisa seperti apakah fluvoxamine akan membantu pasien COVID-19 bergejala yang sudah divaksin, atau mereka yang tidak memiliki faktor risiko penyakit parah?

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement