Kamis 23 Dec 2021 14:40 WIB

Studi Sebut Urutan Gejala Covid-19 Bergantung Varian Virus Corona

Urutan gejala yang berbeda tidak terkait dengan wilayah geografis atau cuaca.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Virus Covid-19 (ilustrasi). Studi mengungkapkan urutan gejala yang mungkin dialami pasien Covid-19 berbeda untuk berbagai varian virus SARS-CoV-2.
Foto: www.wikimedia.org
Virus Covid-19 (ilustrasi). Studi mengungkapkan urutan gejala yang mungkin dialami pasien Covid-19 berbeda untuk berbagai varian virus SARS-CoV-2.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi mengungkapkan urutan gejala yang mungkin dialami pasien Covid-19 berbeda untuk berbagai varian virus SARS-CoV-2. Studi menemukan urutan gejala yang berbeda tidak terkait dengan wilayah geografis, cuaca atau karakteristik pasien tetapi dengan varian SARS-CoV-2.

Dilansir dari indianexpress, Kamis (23/12), para peneliti dari Universitas Southern California di Amerika Serikat (AS) ingin mengetahui apakah urutan gejala Covid-19 bervariasi pada pasien dari wilayah geografis yang berbeda atau dengan karakteristik pasien yang beragam.

Baca Juga

"Mengidentifikasi urutan timbulnya gejala penyakit menular dapat membantu dalam membedakan infeksi bergejala lebih awal dalam suatu populasi sehingga memungkinkan intervensi non-farmasi dan mengurangi penyebaran penyakit," kata salah satu peneliti.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Computational Biology menggunakan pendekatan pemodelan untuk memprediksi urutan gejala pada 373.883 kasus di AS antara Januari dan Mei 2020.

Urutan gejala yang paling mungkin berbeda antara wabah awal di China dimana demam paling sering mendahului batuk dan mual atau muntah adalah gejala ketiga yang umum dan penyebaran selanjutnya ke AS. Di AS, batuk kemungkinan besar menjadi gejala pertama dan diare adalah gejala ketiga yang lebih umum.

"Dengan menganalisis data tambahan dari Brasil, HongKong dan Jepang. Tim peneliti menunjukkan bahwa urutan gejala yang berbeda tidak terkait dengan wilayah geografis, cuaca, atau karakteristik pasien tetapi dengan varian SARS-CoV-2," kata peneliti.

Kehadiran varian mutasi D614G di suatu wilayah yang dominan di AS pada awal 2020 dikaitkan dengan kemungkinan batuk yang lebih tinggi menjadi gejala Covid-19 pertama yang dialami pasien. Ketika Jepang bergeser dari strain referensi asli Wuhan ke varian D614G urutan gejala juga bergeser. Penelitian berhipotesis kalau peningkatan transmisi D614G dapat dikaitkan dengan urutan gejala.

"Temuan ini menunjukkan bahwa urutan gejala dapat berubah dengan mutasi pada penyakit virus dan meningkatkan kemungkinan varian D614G lebih menular karena orang yang terinfeksi lebih cenderung batuk di depan umum sebelum tidak berdaya karena demam,” kata peneliti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement