Selasa 21 Dec 2021 19:30 WIB

Kebocoran Merkuri Berpotensi Cemari Bahan Pangan

Paparan terus menerus merkuri mengganggu mulai dari paru hingga sistem saraf.

Bahan kimia merkuri.
Foto: DW
Bahan kimia merkuri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati mengatakan kebocoran merkuri di lingkungan hidup dapat berpotensi mencemari bahan pangan. Vivien menegaskan merkuri adalah logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan hidup.

"Padi yang ditanam di sawah yang dekat dengan penambangan emas skala kecil, ada beberapa daerah yang sebetulnya kita lakukan penelitian sudah tercemar," ujar Vivien, Selasa (21/12).

Baca Juga

Selain itu, potensi kebocoran merkuri di lingkungan bisa mencemari ikan dengan posisi rantai makanan tinggi dan kerang yang berasal dari perairan tercemar oleh unsur yang dikenal sebagai raksa. Lepasan dan emisi merkuri bersumber dari beberapa hal, yaitu aktivitas geologis seperti erupsi gunung berapi, pelapukan batuan mengandung merkuri, emisi ulang saat kebakaran hutan, pertambangan emas skala kecil, pembakaran batu bara dan beberapa sumber lainnya.

Penggunaan merkuri di pertambangan emas skala kecil sudah dilarang oleh pemerintah dengan keluarnya Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri. Merkuri juga terdapat di beberapa produk yang digunakan masyarakat, seperti termometer, tensimeter, amalgam gigi, batu baterai, lampu bertekanan tinggi serta kosmetik ilegal.

Khusus untuk alat kesehatan mengandung merkuri, Kementerian Kesehatan sudah melakukan penarikannya. Dokter Ratih C Sari dalam diskusi yang sama mengatakan paparan terus menerus merkuri akan dapat berakhir dengan kerusakan paru, kerusakan kulit, gangguan pencernaan sampai kerusakan sistem saraf pusat.

Hal tersebut, kata dokter di Klinik EMTE Basari Bekasi itu, dapat menjadi beban dan mengurangi kualitas kehidupan. Secara khusus dia juga menyoroti paparan merkuri pada ibu hamil dan anak-anak. "Memang yang kelompok rentan adalah ibu hamil dan anak-anak. Ibu hamil rentan, karena kerusakan yang terjadi pada janin pada saat mengandung," kata Ratih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement