Jumat 17 Dec 2021 19:15 WIB

Gejala Klinis Ringan, Orang tak Sadar Terinfeksi Omicron Lantas Berkeliaran

Infeksi varian omicron cenderung tak bergejala atau bergejala ringan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas kebersihan membawa plastik berisi sampah limbah B3 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (2/3/2021). Seorang petugas kebersihan di sana terkonfirmasi terinfeksi SARS-CoV-2 varian omicron dan tak mengalami gejala klinis.
Foto:

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, petugas kebersihan tersebut tidak mengalami gejala, terdeteksi positif Covid-19 melalui tes PCR rutin, dan kini sudah sembuh. Petugas kebersihan yang disebut berinisial N itu selama ini menginap di asrama Wisma Atlet.

Budi mengatakan, belum ada laporan penyebaran di komunitas terkait temuan kasus pertama omicron tersebut. Merujuk kasus serupa di Hong Kong, Budi menduga petugas tertular dari pasien.

Selain itu, Budi juga mengungkapkan, ada lima kasus probable omicron. Dua kasus probable omicron berasal dari dua warga negara Indonesia yang pulang dari Inggris dan Amerika Serikat. Mereka tengah dirawat di Wisma Atlet.

photo
Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Sementara itu, ada tiga kasus probable omicron yang melibatkan pendatang dari China di Manado, Sulawesi Utara. Ketiganya juga tengah berada di fasilitas karantina.

Ahli virologi Universitas Udayana I Gusti Ngurah Kade Mahardika meragukan klaim Budi soal belum adanya penularan di komunitas. Dia meyakini sudah ada transmisi komunitas terkait varian omicron.

"Saya yakin sudah terjadi transmisi komunitas, dan saya lihat tidak sekali saja (varian omicron) masuk ke Indonesia. Ada kemungkinan multiple introduction," kata Mahardika.

Menurut Mahardika, saat ini cara yang dilakukan oleh Pemerintah, yakni pemantauan atau monitor terhadap mutasi virus SARS-CoV-2 dengan whole genome sequencing (WGS), tidaklah efektif. Hal itu lantaran lamanya durasi waktu yang dibutuhkan untuk sekadar mengetahui varian apa saja yang terdeteksi.

"Waktu yang diperlukan dari sampel diambil sampai sequence 14 hari. Dia (N) pun sudah hampir 10 hari. Artinya, virusnya sudah lebih itu sebelum ketahuan. Nah, apakah yang bersangkutan (N) sudah sempat menulari. Jadi, menurut saya virus itu sudah menular di komunitas," jelasnya.

Mahardika pun memperingatkan adanya puncak gunung es pada penyakit menular, yakni apa yang terlihat saat ini hanyalah bagian kecil dari yang tidak terlihat. Apalagi, masih banyak hal yang belum diketahui mengenai virus yang menular dengan cepat tersebut.

"Asusmi para ahli ada kasus yang belum terlihat," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement