REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di dalam tulang leher, terdapat spinal cord atau saraf tulang belakang yang menghubungkan otak dengan bagian tubuh lain. Dislokasi pada tulang leher dapat dapat merusak atau memutus saraf di dalamnya dan menyebabkan masalah serius.
"Dislokasi itu sudah mengacu pada jenis cedera yang sangat berat," jelas spesialis orthopaedi dan traumatologi dari Eka Hospital BSD dr Phedy SpOT(K), saat dihubungi Republika.co.id, Rabu.
Leher, menurut dr Phedy, terdiri dari ruas tulang yang satu sama lainnya disambungkan oleh sendi. Ketika dislokasi terjadi, susunan ruas tulang leher jadi bergeser ke depan atau ke belakang.
Pergeseran ini bisa membuat saraf di dalam tulang leher jadi terjepit atau bahkan putus. Dampak dari terganggunya saraf ini akan bergantung pada lokasinya.
"Kalau letaknya rendah di leher, di C6-C7, itu mungkin terjadi kelumpuhan di kaki," ungkap dr Phedy.
Bila gangguan saraf terjadi pada area yang lebih tinggi, misalnya di C4-C5, bisa terjadi kelumpuhan pada ekstremitas atau anggota bawah dan juga atas tubuh. Kalau lokasinya lebih tinggi lagi, misalnya C1-C2, bisa juga sampai ke gangguan pernapasan, sampai meninggal.
Dislokasi, termasuk pada tulang leher, biasanya terjadi akibat kecelakaan dengan intensitas tinggi (high energy). Dislokasi juga bisa terjadi pada kecelakaan ringan, namun umumnya terjadi pada orang tua.
"Kalau misalnya pada orang muda, untuk sampai dislokasi, itu biasanya energi sampai terjadinya cedera harus yang sangat tinggi," ujar dr Phedy.