Kemunculan variants of concern seperti omicron, menurut Bourla, turut mendorong kebutuhan akan opsi pengobatan yang mudah diakses. Bila paxlovid mendapatkan persetujuan edar, obat ini bisa menjadi terapi pengobatan yang potensial untuk membantu penanganan pandemi.
"Kami percaya diri bahwa, bila diotorisasi atau diizinkan, terapi potensial ini bisa menjadi perangkat penting dalam membantu mengatasi pandemi," jelas Bourla.
Efikasi paxlovid tampak jauh lebih tinggi dibandingkan dengan obat antivirus Covid-19 dari Merck, molnupiravir. Berdasarkan data terbaru, molnupiravir hanya menurunkan risiko perawatan di rumah sakit dan kematian sebesar 30 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan angka efikasi awalnya yaitu 50 persen pada laporan Oktober.
Sejauh ini, molnupiravir tampak memiliki efikasi yang konsisten untuk melawan varian gamma, delta, dan mu dari SARS-CoV-2. Akan tetapi, Merck belum memberikan data mengenai efikasi obat molnupiravir dalam melawan omicron.
Baca juga : Pasien Omicron di Indonesia tak Rasakan Gejala