Rabu 15 Dec 2021 14:15 WIB

Ayam Goreng KFC Jepang Selalu Laris Jelang Natal, Mengapa?

Penjualan ayam goreng KFC Jepang jelang Natal 2019 bahkan tembus 7,1 miliar Yen.

Penjualan ayam goreng KFC Jepang jelang Natal 2019 bahkan tembus 7,1 miliar Yen (Foto: ilustrasi ayam goreng KFC)
Foto: www.pixabay.com
Penjualan ayam goreng KFC Jepang jelang Natal 2019 bahkan tembus 7,1 miliar Yen (Foto: ilustrasi ayam goreng KFC)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Antrean yang mengular di hampir semua restoran KFC adalah pemandangan biasa jelang Natal di Jepang. Namun, aturan pembatasan jarak saat COVID-19 mengusik tradisi tersebut. Tahun ini, KFC Jepang meminta konsumen untuk memesan secara daring dan mengambil ayam goreng mereka di jam yang ditentukan, bukan mengantre seperti biasanya. 

Hari-hari jelang Natal adalah pekan penjualan terbesar untuk KFC di Jepang dan tahun ini diharap pemasukan dari perayaan Natal juga tetap menjanjikan. Tradisi ini sudah berlangsung di Jepang sejak 1970-an.

Meski hanya sekitar 1 persen populasi Jepang beragama Kristen, perayaan Natal menjadi bagian dari semarak liburan akhir tahun di sana. Kaitan yang erat antara ayam goreng ini dengan Natal dimulai dari konsumen asing di Jepang yang mengeluh tidak bisa menemukan kalkun saat musim liburan. 

Promosi perdana "Kentucky for Christmas" dimulai pada 1974, ditujukan untuk pasangan, terdiri dari sekeranjang ayam goreng bersama dengan sebotol anggur. KFC Jepang mempromosikan kampanye Natal lebih awal dan menyediakan harga promosi untuk orang-orang yang memesan lebih awal agar tidak perlu berkerumun.

Penjualan KFC Jepang saat Natal pada 2019 mencapai rekor 7,1 miliar yen, tapi turun menjadi 6,9 miliar yen pada 2020 di tengah pembatasan jarak dan gelombang kasus COVID-19. Tradisi makan ayam goreng ini juga diikuti oleh jaringan toko FamilyMart dan Seven & I Holdings yang menawarkan hidangan khas mereka.

"KFC mulai masuk ke Jepang pada awal 1970-an dan kampanye Natal mereka berlangsung nyaris bersamaan dengan pergeseran budaya makan di luar," kata profesor Eric C. Rath dari Universitas Kansas yang meneliti topik tersebut, dilansir dari reuters, Rabu (15/12).

"Makan di luar jadi lebih lazim untuk keluarga dan anak muda, khususnya perempuan muda," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement