Selasa 07 Dec 2021 19:31 WIB

Pernah Covid-19, Mungkinkah Terkena Varian Omicron?

Omicron telah dinyatakan oleh WHO sebagai varian yang mengkhawatirkan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Seseorang yang sudah pernah terkena Covi-19, mungkinkah terkena varian omicron? (ilustrasi).
Foto: AP/Andreea Alexandru
Seseorang yang sudah pernah terkena Covi-19, mungkinkah terkena varian omicron? (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah berjuang melawan Covid-19 dan pulih darinya, kebanyakan orang mulai merasa tak terkalahkan. Mereka mulai percaya, tidak dapat terinfeksi lagi atau mengalami gejala yang parah. 

Meskipun kemungkinannya sangat langka, mengingat munculnya varian baru dan banyak mutasi pada masa lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) percaya, infeksi ulang bisa menjadi kemungkinan. Dilansir di laman Times of India pada Selasa (7/12) bagi mereka yang pulih dari virus corona, tubuh membangun kekebalan alami dalam jumlah tertentu. 

Baca Juga

Menurut para ahli, hal itu dapat bertahan selama beberapa bulan atau lebih. Namun, respons imun dapat berbeda dari orang ke orang, tergantung pada usia, jenis kelamin, penyakit yang sudah ada sebelumnya, atau tingkat keparahan infeksi yang mereka alami.

Ketika Anda terinfeksi virus SARs-COV-2, tubuh Anda menghasilkan respons imun untuk melawan patogen asing, memicu penanda inflamasi yang meninggalkan perubahan signifikan pada sistem kekebalan tubuh. Secara sederhana, begitu sistem kekebalan mengenali virus, ia mengirimkan antibodi pertahanan dan sel darah putih untuk menghancurkan sel yang terinfeksi. Ini dikenal sebagai respons imun bawaan.

Sebaliknya, ada sesuatu yang dikenal sebagai respons imun adaptif, yang melibatkan sel-sel yang memproduksi antibodi dan sel T yang ditargetkan. Sementara yang pertama menempel pada virus untuk menghentikannya, yang terakhir membantu hanya menyerang sel yang terinfeksi. Namun, proses ini membutuhkan waktu. Begitu berkembang, itu bisa meninggalkan ingatan yang abadi tentang infeksi, memberi orang itu perlindungan maksimal.

Setelah tes negatif, dikatakan antibodi mulai terbentuk secara perlahan, mencapai puncaknya 90 hingga 120 hari setelah infeksi. Meskipun ada jumlah kasus infeksi ulang Covid-19 yang sangat rendah, ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. 

Yang perlu diingat, lebih dari satu setengah tahun telah berlalu sejak virus corona baru berdampak pada kehidupan kita. Banyak yang terinfeksi, banyak yang menyerah pada virus dan sebagian besar orang pulih dari infeksi dan mengembangkan kemungkinan kekebalan. Namun, penting untuk dicatat, infeksi tersebut terjadi berbulan-bulan atau bahkan setahun lalu, yang berarti kekebalan dari infeksi alami dapat berkurang seiring waktu, yang mengarah pada kemungkinan infeksi ulang

Studi sebelumnya mengeklaim, kekebalan dari infeksi alami dapat berlangsung selama lebih dari enam bulan atau lebih. Studi lain yang dilakukan oleh tim peneliti di University College London (UCL) menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 sebelumnya dapat mengurangi risiko pengembangan penyakit hingga 10 bulan setelah infeksi.

Namun, mengingat fakta banyak penemuan baru telah terungkap, termasuk munculnya varian baru dan lebih mematikan, masih banyak spekulasi. Dibandingkan dengan infeksi ringan, penyakit Covid-19 yang parah menyebabkan lebih banyak gejala.

Seseorang mungkin merasa lebih sulit mengatasi infeksi dalam hal infeksi virus corona yang parah. Karena itu, infeksi yang lebih parah juga berarti bahwa tubuh menggandakan upayanya untuk menghilangkan virus dan menunjukkan respons kekebalan yang kuat.

Meskipun tidak ada bukti klinis untuk membuktikan klaim tersebut, studi kasus dan pengamatan telah mencatat bahwa pasien Covid-19 yang parah cenderung memiliki respons sel T memori yang lebih tinggi.

Omicron, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, kini telah dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai varian yang mengkhawatirkan. Dalam berita terbaru, organisasi kesehatan global bahkan mengatakan bahwa berdasarkan bukti awal, mungkin ada peningkatan risiko infeksi ulang dengan omicron, dibandingkan dengan varian lain yang mengkhawatirkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement