REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demensia merupakan masalah kesehatan yang lebih umum mengenai lansia. Akan tetapi, risiko demensia bisa ditekan dengan memperbaiki 12 faktor sejak dini.
Berdasarkan studi pada 2020 dalam jurnal The Lancet, ada sekitar 40 persen kasus demensia di dunia yang dipengaruhi oleh 12 faktor risiko. Kabar baiknya, faktor risiko ini sebenarnya dapat dimodifikasi dan diperbaiki.
Sebagian dari 12 faktor risiko tersebut adalah kurang pendidikan, hipertensi, gangguan pendengaran, dan kebiasaan merokok. Sebagian lain dari faktor risiko tersebut adalah obesitas, depresi, fisik tidak aktif, diabetes, jarang berkontak sosial, konsumsi alkohol berlebih, cedera otak, dan polusi udara.
"Keseluruhan 12 faktor risiko yang bisa diubah ini bertanggung jawab pada sekitar 40 persen demensia di dunia, yang secara teoretis (faktor risiko tersebut) dapat dicegah atau ditunda," kata tim peneliti, seperti dilansir Express.co.uk.
Berdasarkan temuan terbaru ini, peneliti menilai potensi untuk mencegah demensia tampak cukup tinggi. Potensi ini bahkan bisa lebih tinggi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, di mana kasus demensia lebih banyak terjadi.
Lebih rinci, tim peneliti menjelaskan bahwa otak yang aktif dan terus terasah sepanjang hidup dapat menurunkan risiko demensia. Peneliti juga merangkum ada beberapa hal lain yang juga dapat menurunkan risiko demensia, seperti tingkat pendidikan yang lebih tinggi, pekerjaan yang lebih melibatkan mental, dan stimulasi kognitif seperti membaca, mengerjakan puzzle atau teka tiki silang, atau mempelajari bahasa asing.