REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Maluku menyatakan, selain orang dewasa, bayi juga bisa terkena infeksi menular seksual (IMS) herpes simpleks yang menyerang kulit, bagian luar kelamin dan anus akibat virus HSV-1 dan HSV-2 ."Herpes simpleks merupakan penyakit menular seksual yang terbagi dalam dua tipe gejala dan penularan. Selain orang dewasa, bayi juga bisa tertular virus HSV. Karena itu, para orang tua perlu berhati-hati menjaga bayi mereka," kata Ketua KPA Provinsi Maluku dr Sri Anantha Widya di Ambon, Selasa (16/11).
Ia mengatakan, herpes simpleks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi HSV. Penyebaran HSV paling sering terjadi melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi virus tersebut dan kontak dengan penderita.
Dua tipe tersebut adalah herpes simplex tipe satu (HSV-1) dikenal dengan herpes oral yang bisa menyebabkan luka dan benjolan melepuh di sekitar bibir serta wajah. Sedangkan herpes simplex tipe dua (HSV-2) termasuk dalam golongan herpes genital dan biasanya muncul di kelamin bagian luar serta daerah sekitar anus.
Orang dewasa yang aktif secara seksual kerap terjangkit penyakit herpes yang menyerang kelamin. Selain itu, orang yang memiliki kondisi kekebalan tubuh yang lemah juga berisiko tinggi terinfeksi virus herpes.
Herpes pada bayi, kata dr Sri, juga bisa terjadi ketika bayi dicium oleh orang yang memiliki luka lepuhan akibat herpes di mulutnya. Selain itu, herpes genital dari ibu hamil juga dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya.
"Herpes kulit adalah penyakit yang sangat umum dialami. Siapapun bisa terinfeksi oleh virus herpes. Diperkirakan 50 persen pengidap tertular dari kontak dengan orang lain yang terinfeksi," ujar dia.
Ia mengatakan, gejala umum herpes simpleks bisa diketahui dari adanya lecet dan luka pada alat kelamin bagian luar, lepuhan merah berisi air di sekitar mulut, anus atau alat kelamin, rasa sakit dan gatal pada lepuhan, keputihan, dan luka lepuhan di sekitar mulut yang berisi cairan dan berwarna kemerahan. Gejala lainnya adalah tidak enak badan, demam, nyeri saat buang air kecil, rasa terbakar atau kesemutan di sekitar alat kelamin sebelum luka lepuhan yang berisi air kembali muncul, adanya lecet dan luka pada serviks, dan kelenjar getah bening membengkak.
Penderita herpes simpleks bisa mandi dengan menggunakan air garam untuk membantu meredakan gejala, berendam dalam bak mandi yang berisi air hangat, menggunakan pakaian yang longgar dan menghindari yang ketat terutama di daerah yang terinfeksi, mencuci tangan hingga bersih dengan sabun terutama setelah menyentuh area yang terinfeksi. Mereka juga disarankan tidak melakukan kegiatan seksual baik vaginal, oral, maupun anal hingga gejalanya menghilang, istirahat yang cukup untuk mengembalikan kekuatan sistem kekebalan tubuh dan mengompres ruam atau lepuhan menggunakan air dingin untuk mengurangi rasa sakit dan gatal.
"Penderita herpes simpleks harus diberikan obat antivirus, bermanfaat untuk memperpendek durasi kemunculan gejala dan mencegah penularan kepada orang lain. Obat antivirus tidak menghilangkan virus herpes dari dalam tubuh, karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus itu," ujar Sri.