Senin 15 Nov 2021 15:36 WIB

Rutin Olahraga Kurangi Risiko Gangguan Kecemasan

Risiko gangguan kecemasan berkurang hingga 60 persen bila rutin olahraga.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Risiko gangguan kecemasan berkurang hingga 60 persen bila rutin olahraga.
Foto: Pxfuel
Risiko gangguan kecemasan berkurang hingga 60 persen bila rutin olahraga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menemukan bahwa rutin olahraga bisa mengurangi risiko gangguan kecemasan. Temuan yang dipublikasikan di Frontiers in Psychiatry ini melibatkan para pemain ski yang berpartisipasi dalam Vasaloppet, pertandingan ski marathon lintas alam tertua dan terpanjang di dunia.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa sebagian besar pemain ski Vasaloppet berolahraga setidaknya 4 jam seminggu dan cenderung memiliki tingkat kebugaran yang lebih tinggi daripada populasi umum. Para pemain ski dicocokkan dengan kelompok kontrol yang terdiri dari 197.684 individu.

Baca Juga

Para peneliti kemudian mengambil data dari Pusat Statistik Swedia dan Registrasi Pasien Nasional Swedia, yang melacak data sosial-ekonomi dan mengumpulkan informasi tentang diagnosa psikiatri dan medis. Mereka menemukan bahwa kelompok dengan gaya hidup yang lebih aktif secara fisik memiliki risiko hampir 60 persen lebih rendah untuk mengembangkan gangguan kecemasan selama follow up period hingga 21 tahun.

“Hubungan antara gaya hidup aktif secara fisik dan risiko kecemasan yang lebih rendah terlihat pada pria dan wanita,” kata penulis studi Martina Svensson seperti dilansir dari PsyPost, Senin (15/11).

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang menemukan bahwa pemain ski jarang sekali mengalami depresi dibandingkan dengan kelompok non-pemain ski. Tetapi para peneliti menemukan perbedaan yang mengejutkan antara pemain ski pria dan wanita, dalam bagaimana kinerja mereka terkait dengan risiko mengembangkan kecemasan.

Di antara laki-laki, tingkat aktivitas fisik tidak mempengaruhi risiko mengembangkan kecemasan. Namun, kelompok wanita dengan aktivitas fisik sangat tinggi berisiko hampir dua kali lipat mengalami gangguan kecemasan dibandingkan dengan kelompok yang aktif secara fisik pada tingkat yang lebih rendah.

“Yang penting, risiko total mengalami kecemasan di antara wanita berkinerja tinggi masih lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang lebih tidak aktif secara fisik pada populasi umum,” kata Svensson.

Secara keseluruhan, penelitian ini merekomendasikan aktif secara fisik untuk mengurangi risiko kecemasan pada pria dan wanita, meskipun tingkat intensitas optimal mungkin berbeda. Dalam studi ini, para peneliti mengontrol usia, jenis kelamin, dan pendidikan.

Tetapi sifat observasional dari penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Menurut Svensson, penelitiannya belum menganalisa bagaimana mekanisme perlindungan dari olahraga terhadap perkembangan kecemasan. Penelitian ini juga tidak mengontrol ciri-ciri kepribadian, diet, dan kebiasaan gaya hidup lain yang mungkin terkait dengan gaya hidup aktif.

“Jadi perlu ada penelitian lanjutan yang menyempurnakan penelitian ini. Terutama yang mempertimbangkan dampak intensitas olahraga pada risiko pengembangan gangguan kecemasan pada pria dan wanita secara terpisah,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement