Senin 15 Nov 2021 11:20 WIB

Covaxin Buatan India Miliki Kemanjuran 78 Persen

WHO menyebut covaxin cocok untuk negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Tenaga kesehatan memegang botol vaksin produksi Bharat Biotech, COVAXIN.
Foto:

 

Ada keterbatasan dalam riset

Bersama dengan vaksin anti-Covid lainnya yang diproduksi oleh Pfizer/BioNTech, Moderna, AstraZeneca, Johnson&Johnson, Sinopharm, dan Sinovac, Covaxin telah masuk dalam daftar yang disetujui WHO.

"Peluncuran Covaxin dapat meningkatkan kapasitas produksi global yang terbatas, dan meningkatkan pasokan vaksin yang tidak mencukupi yang secara tidak proporsional mempengaruhi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah", kata peneliti China Li Jingxin Li dan Zhu Fengcai, yang tidak ambil bagian dalam studi.

Meski dinilai efektif, mereka menyebutkan adanya keterbatasan dalam penelitian ini. Uji coba hanya dilakukan di India, kelompok studi yang diuji jadi kurang beragam secara etnis. Penelitian ini juga dilakukan antara November 2020 dan Januari 2021, sebelum varian Delta menyebar luas.

Terlepas dari tanggal uji coba, para peneliti yang terlibat dapat mengidentifikasi pasien mana yang terinfeksi varian Delta. Untuk sub-kelompok ini penelitian menemukan bahwa Covaxin masih memberikan perlindungan terhadap COVID-19, tetapi agak kurang efektif.

Ajukan izin untuk vaksinasi anak-anak

Penggunaan Covaxin sejauh ini telah disetujui oleh 17 negara. Vietnam memperkirakan akan memiliki cukup dosis vaksin untuk seluruh populasinya pada akhir bulan ini setelah menyetujui Covaxin untuk penggunaan darurat.

Selain Vietnam, Inggris juga akan menambahkan Covaxin dan Sinovac buatan Cina ke daftar vaksin yang disetujui.

Bharat Biotech mengatakan bahwa mereka tengah mempertimbangkan untuk meningkatkan produksi menjadi 23 juta dosis per bulan. Perusahaan yang memproduksi Covaxin bersama perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yakni Ocugen ini juga berencana untuk mengajukan permintaan persetujuan untuk vaksinnya di AS.

Ocugen juga telah mengajukan permintaan agar vaksinnya dapat disuntikkan ke anak-anak berusia 2-18 tahun. Imunisasinya menggunakan teknologi virus yang tidak aktif, yang umum ditemukan pada vaksin anak-anak lainnya termasuk pada vaksinasi polio.

Permintaan persetujuan ini didasarkan pada hasil dari penelitian terhadap 526 anak-anak antara usia 2 dan 18 tahun yang menerima dua dosis Covaxin dengan selang waktu 28 hari. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan kelompok 25.800 orang dewasa di India. Hasil menunjukan adanya perlindungan serupa pada anak-anak usia 2-18 dengan yang ditunjukkan pada orang dewasa di atas 18 tahun," demikian pernyataan Ocugen.

Dalam uji klinis terhadap 526 anak, tidak ditemukan efek samping serius dan mesti menjalani rawat inap. Meski demikian ukuran sampel penelitian dianggap tidak cukup besar untuk mendeteksi kemungkinan munculnya efek samping yang jarang terjadi.

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/khasiat-vaksin-covid-covaxin-buatan-india/a-59802648

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement