Jumat 12 Nov 2021 05:21 WIB

Berlagak Bak Perompak di Danau Hakone

Sejak Era Meiji Hakone kerap menjadi tempat pelarian mereka yang suntuk dengan kota

Penampakan Kapal Queen Ashinoko.
Foto:

Selain pengalaman itu, pemandangan yang juga saya incar adalah sudut pandang satu bingkai yang memperlihatkan puncak Gunung Fuji yang bersalut salju, Heiwa-no-torii yang berwarna merah cerah, dan permukaan air danau yang bergerak tenang. Beruntung, hari itu semesta mendukung. Ketiga objek itu dapat dinikmati sekaligus dengan jelas.

 

Dengan segala ketenangan alam yang nyaris tanpa suara riuh rendah manusia dan bunyi damat kendaraan, Danau Hakone memang layak menjadi tempat pelarian. Sejak Era Meiji (1868--1912), Hakone kerap menjadi tempat pelarian bagi mereka yang suntuk dengan suasana kota yang panas.

 

Saat mengalami keseruan menyusuri danau dengan kapal ala perompak ini, pikiran saya tertarik ke Danau Toba. Suatu hari, mungkin objek wisata di sana akan mengadaptasi gaya susur danau di Danau Hakone ini, seperti halnya pengelola danau ini meniru model penyajian wisata di Disneyland Amerika Serikat pada 1960-an. Apalagi Danau Ashinoko atau Hakone ini serupa dengan Danau Toba yang sama-sama terbentuk akibat letusan gunung berapi. 

 

photo

Pemandangan di sekitar Stasiun Hokane-Yumoto. - (Dok Pribadi)

 

 

Pada 1960-an, pengelola Danau Hakone berkunjung ke Disneyland di Amerika Serikat dan mendapatkan ide dari sana. Ide itu berupa penyajian wisata susur danau dengan memanfaatkan kapal perompak yang besar.

 

Pada Juli 1964, Kapal Pioneer dipesan. Kapal ini menyerupai model Kapal St Phillips milik Perancis yang berlayar pada 1630-an. Tidak disangka, kehadiran kapal itu di Danau Hakone digemari anak-anak dan orang dewasa.

 

Pada 1980-an, Kapal Victoria yang menyerupai Kapal Inggris hadir. Kemudian berbagai jenis kapal besar berkonsep bajak laut dipesan. Setakat ini, jenis kapal yang tersedia untuk ditumpangi hanya ada tiga: Queen Ashinoko, Royal II, dan Victory.

 

Kehadiran kapal besar itu, tidak bisa tidak, turut memengaruhi peningkatan jumlah pengunjung ke Hakone. Sebab, selain karena ingin merasakan pengalaman kembali ke alam, banyak pengunjung yang berpelesir ke Hakone bermaksud untuk menikmati fantasi menjadi bajak laut. Sebagian besar dari mereka pasti mau melakukan susur danau dan mengalami petualangan seru bersama kapal perompak.

 

Saat pikiran saya masih asyik berkhayal tentang aksi bajak laut, istri dan kedua anak saya tiba-tiba mengajak saya turun dari dek. Rupanya, durasi perjalanan selama 30 menit akan selesai. Kapal pun melangsamkan kecepatan untuk kemudian bersandar di Dermaga Togendai.

 

Mendengar pengumuman kapal sudah menurunkan jangkar, saya lantas membingkas dan mengejar istri dan kedua anak saya yang sudah turun lebih dulu. Ah, kalau saya berselesa ke sini lagi, saya akan mengambil rute pulang pergi dengan kapal bajak laut ini. Sungguh indah menikmati pemandangan Hakone sambil berlagak bak perompak dari tengah Danau Ashinoko.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement