Rabu 10 Nov 2021 06:35 WIB

Perubahan Iklim Ubah Cita Rasa Kopi di Dunia

Perubahan iklim membuat pohon kopi kini semakin jarang ditemukan.

Perubahan iklim membuat pohon kopi kini semakin jarang ditemukan.
Foto:

Manusia penyebab perubahan iklim

Sejumlah konsensus ilmiah menyatakan bahwa manusia adalah penyebab terbesar perubahan iklim di bumi, yakni dengan persentasenya mencapai 99,9 persen. Kesimpulan itu ditemukan oleh peneliti yang memeriksa total 3.000 studi peer-review, dipilih secara acak dari daftar 88.125 makalah terkait iklim. Penelitian ini telah dipublikasikan di Environmental Research Letters.

Periode studi dan makalah adalah yang diterbitkan sejak 2012. Hasilnya menemukan bahwa hanya empat studi yang masih punya keraguan bahwa aktivitas manusia mengarah pada pergeseran iklim bumi.

Terakhir kali penelitian serupa dilakukan, yakni melalui makalah yang diterbitkan antara tahun 1991 dan 2012. Ada 97 persen kepastian sehingga tampaknya tingkat skeptisisme yang kecil terus menyusut dari waktu ke waktu.

"Kami hampir yakin bahwa konsensus lebih dari 99 persen sekarang dan itu cukup banyak kasus ditutup untuk setiap percakapan publik tentang realitas perubahan iklim yang disebabkan manusia," kata Mark Lynas, pemimpin iklim dari Alliance for Science di Cornell University, New York, dilansir sari Science Alert.

Baca juga : OVO Beri Klarifikasi Soal Pencabutan Izin Usaha Oleh OJK

Banyaknya penelitian yang telah dianalisis hanya menyisakan sedikit ruang untuk argumen ketika harus memperdebatkan ilmu tentang perubahan iklim. Lynas menambahkan bahwa untuk memahami konsensus, maka perlu pengukuran.

Studi khusus ini tidak mencoba menjawab pertanyaan mengapa ada perbedaan antara apa yang dipikirkan ilmuwan dan pemiliran publik. Tetapi peneliti lain mencoba menawarkan beberapa ide, seperti penyebaran disinformasi.

Tidak ada keraguan tentang bagaimana aktivitas manusia menyebabkan pemanasan global, seperti melalui emisi gas rumah kaca. Dengan dimulainya KTT iklim global COP26 di Inggris pada akhir bulan ini, para pemimpin dunia memiliki kesempatan lain untuk menerapkan langkah-langkah berani untuk memperlambat pemanasan planet Bumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement