REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Statin diketahui dapat membantu menjaga kadar kolesterol tetap sehat sehingga mengurangi risiko serangan jantung atau strok. Namun ada efek samping yang ditimbulkan, yakni disfungsi ereksi dan penurunan testosteron.
Menurut sebuah penelitian yang mengevaluasi hampir 3.500 lelaki yang mengalami disfungsi ereksi, penyebabnya adalah obat tersebut. "Terapi statin dikaitkan dengan peningkatan dua kali lipat prevalensi hipogonadisme," kata penulis utama studi dan peneliti di University of Florence, Italia, dr Giovanni Corona, seperti dilansir di laman Express.co.uk, Ahad (7/11).
Hipogonadisme adalah suatu kondisi di mana pria tidak menghasilkan cukup testosteron. "Studi kami adalah laporan pertama yang menunjukkan hubungan negatif antara terapi statin dan kadar testosteron, dalam serangkaian besar pasien yang berkonsultasi disfungsi seksual," kata dia.
Dr Giovanni dan rekan mengevaluasi 3.484 pria dengan usia rata-rata 51 tahun, yang mengunjungi klinik rawat jalan di University of Florence dengan keluhan disfungsi seksual antara Januari 2002 dan Agustus 2009. Dari jumlah itu, 244 orang (atau tujuh persen) dirawat dengan statin karena kolesterol tinggi mereka. Para peneliti menghitung total testosteron pria serta testosteron bebas, dan jumlah testosteron tidak terikat dalam aliran darah.
Mereka membandingkan pria yang menggunakan statin dan yang tidak. Pria yang menggunakan statin, dua kali lebih mungkin memiliki testosteron rendah.
Studi lain yang diterbitkan di Oxford Academic menyelidiki obat penurun lipid dan kemungkinan hubungannya dengan disfungsi ereksi. Tinjauan sistematis dilakukan dengan menggunakan database biomedis terkomputerisasi, dan sumber internet yang berkaitan dengan disfungsi ereksi dan statin.
Sementara disfungsi ereksi bukanlah efek samping statin yang dilaporkan secara luas, para peneliti telah mengeksplorasi kemungkinan itu. Sebuah studi serupa yang dilakukan pada 2014 menemukan bahwa statin juga dapat mengurangi kadar testosteron.
Testosteron adalah hormon seks utama pria, dan itu diperlukan agar ereksi tercapai. Studi yang sama juga menunjukkan kemungkinan bahwa statin dapat memperburuk disfungsi ereksi yang ada.