Sabtu 30 Oct 2021 04:05 WIB

Ramai Soal Booster, Vaksin Covid-19 Turun Efektivitasnya?

Ilmuwan menegaskan kembali efektivitas vaksin Covid-19 yang ada saat ini.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin Covid-19 Moderna. Dosis booster vaksin Covid-19 mulai diberikan di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat.
Foto: ANTARA/ Fakhri Hermansyah
Vaksin Covid-19 Moderna. Dosis booster vaksin Covid-19 mulai diberikan di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan menegaskan bahwa vaksin Covid-19 tetap efektif. Informasi itu disampaikan di tengah maraknya promosi dosis penguat (booster), secara Khusus di Amerika Serikat (AS),

"Semuanya bekerja dengan baik," ujar Paul Goepfert, seorang dokter di bidang penyakit menular, sekaligus direktur Klinik Penelitian Vaksin Alabama, dilansir ABC News, Jumat (29/10).

Baca Juga

Banyak ilmuwan khawatir bahwa otorisasi suntikan booster belum lama ini dapat memberikan kesan yang salah bahwa vaksin yang ada tidak lagi menawarkan perlindungan. Goepfert mengatakan bahwa efektivitas vaksin dapat diukur dengan sejumlah cara.

Di antara cara tersebut adalah kemampuan vaksin untuk melindungi seseorang dari infeksi ringan. Saat pertama kali disahkan, vaksin Pfizer dan Moderna terbukti 95 persen dan 94 persen efektif, Sementara, Johnson & Johnson memiliki efektivitas 75 persen dengan pemberian dosis tunggal.

"Tidak ada vaksin yang sepenuhnya mencegah penyakit," jelas Anna Durbin, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.

Bahkan, jika sebuah vaksin mencapai standar tinggi tersebut, dengan cepat kemampuannya memudar. Antibodi yang melindungi dari infeksi, melonjak setelah vaksinasi, namun kemudian dengan cepat memudar. Bagian lain dari sistem kekebalan, seperti sel T dan sel B, tetap lebih stabil dari waktu ke waktu, melindungi dari gejala penyakit yang parah hingga risiko kematian.

Para ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat mengatakan yang paling penting adalah kemampuan vaksin untuk mencegah penyakit parah. Pada metrik itu, ketiga vaksin bekerja dengan baik sejak awal, masing-masing lebih dari 90 persen efektif dan tetap relatif stabil, bahkan dengan kemunculan varian delta yang jauh lebih menular.

Menurut sebuah studi yang dilakukan di New York, vaksin yang diberikan dalam dosis lengkap serta dosis booster efektif dalam mengurangi risiko Covid-19 dengan gejala parah. Namun, pada jangka waktu yang sama, ketiganya kehilangan beberapa kemampuan untuk melindungi dari infeksi terobosan, seperti saat varian baru berkembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement