Terapi itu melemahkan sistem kekebalannya dengan menghabiskan sebagian besar sel B atau sel sistem kekebalan yang membuat antibodi. Ahli virologi molekuler di NIH sekaligus penulis studi, Elodie Ghedin, mengatakan, kasus infeksi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah memberi gambaran tentang bagaimana virus menjelajahi ruang genetik.
Dalam sampel virus corona dari pasien limfoma, para peneliti menemukan dua penghapusan genetik, satu di beberapa gen yang mengode protein spike atau pintu masuk virus corona, dan lainnya. Pada kasus ini, infeksi kronis jarang terjadi.
Hanya saja, itu dapat menyebabkan varian baru. Sebab, virus memiliki lebih banyak waktu dan ruang untuk berkembang di dalam tubuh dengan sistem kekebalan yang lemah.
Kini, perempuan pasien limfoma yang dirawat karena infeksi Covid-19 itu telah sembuh. Dia telah mendapatkan beberapa tes Covid-19 negatif sejak April lalu.