REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Colin Powell, meninggal pada usia 84 tahun karena komplikasi Covid-19 dan multiple myeloma, Senin (18/10). Kanker darah tersebut mengganggu kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan membuat tubuh tidak mampu merespons vaksin dengan baik.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, multiple myeloma menyerang sel plasma, yakni sel darah putih yang membuat antibodi untuk melindungi dari infeksi. Sel-sel tersebut tumbuh terlalu banyak dalam kasus myeloma hingga menekan sel-sel normal di sumsum tulang yang menghasilkan trombosit dan sel darah merah serta sel darah putih.
Multiple myeloma adalah jenis tumor sel plasma yang paling umum dan berkembang di sumsum tulang sebelum berpotensi menyebar ke seluruh tubuh. Para ilmuwan tidak tahu mengapa beberapa orang mendapatkan myeloma, namun juga ada yang menyebut bahwa usia adalah risiko paling signifikan bagi orang yang terkena penyakit ini.
Orang yang lebih muda dengan usia di bawah 45 tahun, jarang mengembangkan multiple myeloma. Di samping itu, lelaki akan lebih mungkin terjangkit penyakit ini daripada perempuan. Myeloma diketahui dua kali lebih umum terjangkit pada orang kulit hitam daripada orang kulit putih.
Dalam beberapa kasus, CDC mencatat bahwa paparan sinar-X atau radiasi pengion dapat menjadi faktor risiko. Selain itu, kelebihan berat badan atau obesitas juga terkait dengan risiko yang lebih tinggi.
Gejala myeloma bervariasi dan terkadang tidak langsung muncul. Myeloma dapat ditemukan ketika tes darah atau urine dilakukan untuk kondisi lain, dan ditemukan tingkat protein yang lebih tinggi dari normal.
Gejala yang lebih lanjut termasuk nyeri tulang di punggung atau tulang rusuk, tulang yang mudah patah, demam tanpa alasan yang diketahui, dan infeksi yang sering terjadi. Mudah memar atau berdarah, kelemahan pada lengan atau kaki, kelelahan, dan kesulitan bernapas juga menjadi pertanda serangan myeloma.