REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Susu merupakan salah satu minuman menyehatkan yang bisa dinikmati dengan berbagai cara, mulai dari meminumnya secara langsung hingga menambahkannya ke dalam kopi atau sereal. Tak heran bila sebagian orang mungkin cukup sering meminum susu dalam keseharian mereka.
Salah satu jenis susu yang populer dan tersedia luas adalah susu sapi full fat. Dengan rasa yang lebih creamy, susu sapi full fat dapat membuat sereal, teh, atau kopi terasa lebih nikmat.
Akan tetapi, susu sapi full fat memiliki kandungan lemak jenuh. Bila sering dikonsumsi, susu tersebut dapat menambah asupan lemak jenuh yang masuk ke dalam tubuh. Hal yang sama juga berlaku untuk susu kambing, mengingat kandungan lemak jenuh pada susu kambing mirip dengan susu sapi full fat.
Asupan lemak jenuh yang tinggi dapat berkontribusi pada meningkatnya kadar kolesterol low density lipoprotein (LDL). Hal ini bisa terjadi karena sel-sel hati di dalam tubuh memiliki reseptor LDL. Ketika kolesterol LDL lewat melalui darah, reseptor-reseptor tersebut akan menarik keluar kolesterol LDL dari darah dan memasukkannya ke hati untuk dipecah.
"Studi menunjukkan bahwa konsumsi terlalu banyak lemak jenuh akan membuat reseptor tersebut tidak bekerja dengan baik, (sehingga terjadi) penumpukan kolesterol di dalam darah," ujar ahli gizi dari British Heart Foundation (BHF) Victoria Taylor, seperti dilansir Express UK, Kamis (14/10).
Bagi orang yang sering mengonsumsi susu, ada minuman lain yang menurut Taylor dapat menjadi alternatif untuk menunjang kesehatan jantung. Minuman tersebut adalah sari kedelai atau lebih dikenal sebagai "susu" kedelai.
Merujuk pada beberapa penelitian, Taylor mengatakan, protein dari kedelai dapat memberikan manfaat kesehatan bagi jantung. Menurut penelitian-penelitian tersebut, konsumsi 15-25 gram protein kedelai per hari dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.