Selasa 12 Oct 2021 20:34 WIB

KPAI: Bioskop Harus Jadi Tempat Kuatkan Moral Anak

KPAI berharap rating No Time To Die telah sesuai dengan hak-hak anak.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Daniel Craig dalam film James Bond terbaru, No Time to Die. Film terakhir Craig sebagai James Bond ini diprotes sebagian orang tua karena memperlihatkan adegan intim suami-istri secara implist.
Foto:

Jasra mengatakan, sejak ada berbagai portal atau platform digital yang bisa mengunggah dan menayangkan video, maka sensor menjadi sesuatu yang sangat sulit dilakukan lembaga berwenang, yakni Lembaga Sensor Film. Karena itu, kini LSF sedang giat membangun komunitas sensor berbasis masyarakat. Pun ada juga anjuran dalam menonton dengan pendampingan orang tua.

Meskipun sudah ada rating untuk film, tetapi anak-anak tetap mudah mengaksesnya di platform digital atau media-media baru. Pekerjaan rating dalam membatasi umur merupakan sebuah keniscayaan.

Jasra mengatakan, KPAI mencatat ada berbagai pengaduan konten pornografi yang berasal dari tayangan dan tontonan yang biasa dilihat anak-anak, baik itu iklan, film, gim, hingga aplikasi. Meskipun sudah berulang kali melaporkan kepada badan/lembaga berwenang, tetapi pengembangan teknologi tidak bisa dilawan dengan mudah.

"Meski sudah dirating atau dibatasi, tetap saja ada cara membukanya kembali," kata Jasra.

Sementara itu, Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto menilai, film-film James Bond era sekarang tidak banyak mengeksploitasi sisi dewasa seperti dahulu. Ia mengklaim, situs Internet Movie Database (IMDb) pun memberi nilai serupa.

Tim sensor, menurut Rommy, menilai aspek teknologi film itu bisa menimbulkan rasa ingin tahu yang positif bagi remaja dan dewasa. Pertimbangan itu yang membuat LSF mengklasifikasikan No Time To Die untuk penonton usia 13 tahun ke atas.

"Secara umum, tim sensor menilai film James Bond ini bukan lagi James Bond yang mengeskloitasi sikap playboy dan perlente. Film ini lebih banyak aspek teknologi," kata  kepada Republika.co.id, Selasa (12/10).

Rommy menjelaskan, proses penggolongan usia penonton dilakukan dengan melalui beberapa tahapan. LSF akan menonton film secara utuh terlebih dahulu kemudian melihat konteksnya dari adegan-adegan di film. Terakhir, LSF memutuskan kategori film.

"Kami lihat acuan utama, acuan pendukung, konteks dalam film. Memang ada kebut-kebutan atau kejar-kejaran, tapi itu tentang teknologi, bukan untuk dicontoh orang," kata Rommy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement