Selasa 12 Oct 2021 15:08 WIB

Makan Telur Berlebihan Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Prostat

Asupan kolin dikatakan tinggi bila mencapai 500 miligram per hari.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Kanker prostat (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Kanker prostat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telur dikenal sebagai makanan menyehatkan yang kaya akan gizi, termasuk kolin. Akan tetapi, asupan kolin yang tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko kanker prostat.

Sebuah studi telah menyoroti kaitan antara asupan kolin dengan risiko kanker prostat. Studi ini melibatkan sebanyak 47.896 laki-laki dewasa. Studi tersebut mendapati bahwa asupan kolin yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker prostat secara signifikan.

"(Pada laki-laki dengan asupan kolin tinggi) ada 70 persen peningkatan risiko kanker prostat mematikan, dibandingkan laki-laki dengan asupan (kolin) terendah," jelas peneliti, seperti dilansir di laman Express, Selasa (12/10).

Dalam studi ini, asupan kolin dikatakan tinggi bila mencapai 500 miligram per hari. Jumlah tersebut sebenarnya jumlah yang direkomendasikan untuk laki-laki. Pada perempuan, rekomendasi asupan kolin adalah 424 miligram per hari.

Peneliti mengungkapkan kolin tampak sangat terkonsentrasi pada sel-sel kanker prostat. Selain itu, konsentrasi kolin darah yang tinggi juga disertai dengan peningkatan risiko kanker prostat.

Selain telur, ada beberapa makanan lain yang juga memiliki kandungan kolin tinggi. Sebagian di antaranya adalah daging, susu, dan unggas.

Baca juga : Jangan Simpan Telur di Pintu Kulkas, Ini Penjelasan Ahli

Terlepas dari temuan ini, perlu dipahami bahwa kolin merupakan zat gizi yang esensial bagi tubuh. Oleh karena itu, asupan kolin tetap diperlukan untuk kesehatan yang optimal.

Peneliti dan ahli gizi Emma Derbyshire mengatakan kurangnya asupan kolin dapat memicu krisis kesehatan masyarakat. Selain itu, makanan tinggi kolin bukan satu-satunya hal yang berkaitan dengan peningkatan risiko kanker prostat.

Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara asupan lemak jenuh yang tinggi dengan peningkatan risiko kanker prostat. Pola makan tinggi lemak dapat mengubah mikrobioma, yang kemudian memicu aktivasi pathways pro inflamasi.

Temuan-temuan ini menyiratkan pola makan berbasis tumbuhan dapat menjadi pola makan paling protektif untuk mencegah penyakit mematikan seperti kanker prostat. Hal ini juga telah ditunjang oleh beberapa studi yang menunjukkan bahwa pola makan berbasis tumbuhan merupakan yang paling protektif.

Dokter Bradley McGregor mengatakan tak ada pola makan ajaib yang dapat secara mutlak mencegah kanker prostat. Akan tetapi, pola makan yang baik berperan besar dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit.

"Ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa diet berbasis tumbuhan dapat menurunkan risiko kanker prostat," ujar McGregor.

Baca juga : Marak Rekrutmen NII, MUI: Jaga Anak-Anak, Selektif Berguru

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement