Kamis 07 Oct 2021 16:04 WIB

Antibiotik Bisa Selamatkan Nyawa Bila Dipakai Sesuai Aturan

Antibiotik merupakan salah satu temuan penting di dunia medis.

Antibiotik merupakan salah satu temuan penting di dunia medis.
Foto: PxHere
Antibiotik merupakan salah satu temuan penting di dunia medis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr dr Hindra Irawan Satari, SpA(K), MTropPaed, mengatakan, antibiotik termasuk salah satu penemuan penting dalam dunia medis yang bisa menyelamatkan nyawa manusia. Namun, pemakaiannya wajib sesuai indikasi dan aturan.

"Antibiotik penemuan penting dalam dunia kesehatan karena bila digunakan atas indikasi bisa menyelamatkan nyawa," kata Ketua Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (PERDALIN) itu dalam virtual media briefing terkait resistensi antimikroba, Kamis (7/10).

Baca Juga

Di Amerika Serikat, misalnya, antibiotik berperan melindungi nyawa sekitar 200.000 orang setiap hari dan meningkatkan kemungkinan hidup 5-10 tahun pada bayi baru lahir yang terkena infeksi bakteri. Antibiotik saat ini dimanfaatkan untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri seperti demam tifoid atau tipes yang disebabkan bakteri Salmonella typhii. Kemudian, diferi akibat infeksi Corynebacterium diphteriae yang menyerang selaput lendir pada hidung tenggorokan, tetanus akibat infeksi bakteri Clostridium tetani hingga infeksi saluran kemih.

"Tifoid obatnya tidak ada lagi selain antibiotik, difteri tidak ada obatnya selain antibiotik, juga tetanus, pertusis, radang selaput otak akibat bakteri, infeksi saluran kencing," tutur Hindra.

Dia mengingatkan orang-orang, termasuk tenaga kesehatan, untuk bijaksana memanfaatkan antibiotik, salah satunya memastikan peruntukkan yang tepat demi menghindari resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik lebih sulit ditangani sehingga memunculkan masalah lain, yakni kesakitan bertambah, risiko kematian pasien meningkat, rawat inap yang lebih panjang di rumah sakit dan biaya perawatan bisa menjadi berlipat ganda. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020 menyatakan, masyarakat dunia saat ini sangat perlu mengubah cara mereka meresepkan dan menggunakan antibiotik, termasuk mengurangi penyebaran infeksi melalui vaksinasi, mencuci tangan, mempraktikkan kebersihan makanan yang baik. WHO mencatat, resistensi antibiotik meningkat ke tingkat yang sangat tinggi di semua bagian dunia. 

Mekanisme resistensi baru muncul dan menyebar secara global dan mengancam kemampuan untuk mengobati penyakit menular umum. Akibatnya, daftar infeksi terus bertambah seperti pneumonia, TBC, dan penyakit akibat makanan menjadi lebih sulit, dan terkadang tidak mungkin untuk diobati karena antibiotik menjadi kurang efektif atau tidak responsif terhadap pengobatan yang saat ini tersedia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement