Selasa 05 Oct 2021 15:04 WIB

Film Propaganda Perang Korea-China Pecahkan Rekor Box Office

Film The Battle at Lake Changjin diprediksi akan meraup Rp 9,9 triliun.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Film The Battle at Lake Changjin.
Foto: Bona Film Group Limited
Film The Battle at Lake Changjin.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebuah film yang mengangkat kisah kepahlawanan tentara China melawan pasukan Amerika selama Perang Korea memecahkan rekor box office pada liburan Hari Nasional China. Menurut aplikasi tiket Maoyan, film berjudul The Battle at Lake Changjin meraup sekitar 1,85 miliar yuan (Rp 4,1 triliun) sejak dirilis pada pekan lalu. 

Angka tersebut mengalahkan rekor film liburan sebelumnya, My People, My CountryThe Battle at Lake Changjin dirilis pada awal liburan di China selama sepekan, dan juga bertepatan dengan perayaan 100 tahun berdirinya Partai Komunis yang berkuasa.

Film ini menceritakan pertempuran Reservoir Chosin tahun 1950 yang brutal dalam Perang Korea. Pihak China mengeklaimnya sebagai kemenangan paling kritis dari konflik, yang dikenal di China sebagai perang untuk menolak agresi Amerika dan membantu Korea.

Film ini disutradarai bersama oleh sineas film top China dan Hong Kong yakni Chen Kaige, Tsui Hark, dan Dante Lam. Film ini menampilkan Wu Jing sebagai pemeran utama. Ia merupakan salah satu aktor paling populer di China.

Wu terkenal karena membintangi dan menyutradarai film aksi Wolf Warrior pada 2015 dan sekuelnya yang bahkan lebih populer pada 2017.

The Battle at Lake Changjin mendapat dukungan besar dari pemerintah setempat mulai dari pengembangan naskah, produksi,  publisitas, hingga penggunaan tentara yang sedang bertugas dengan jumlah 70 ribu orang. Film tersebut diproduksi oleh sekelompok studio besar, yang dipimpin oleh Bona Film Group dan August First Film Studio milik militer Tiongkok.

“Ini adalah film paling mahal yang dibuat di China,” kata ketua Bona Film, Yu Dong, kepada media saat pemutaran perdana bulan lalu, dilansir di CNN, Selasa (5/10).

The Hollywood Reporter sebelumnya melaporkan film tersebut memakan biaya hingga 1,3 miliar yuan (Rp 2,8 triliun).

Yu terinspirasi oleh film-film perang Korea yang patriotik ketika dia tumbuh dewasa, dan ingin membuat versi kekinian untuk anak muda hari ini. Beijing memerintahkan seluruh bioskop di China untuk menggunakan box office tahun ini, dalam menyebarkan propaganda merayakan ulang tahun Partai Komunis.

Film harus fokus pada tema mencintai Partai, negara, dan sosialisme, serta menyanyikan pujian Partai Komunis China, tanah air, rakyat, dan pahlawannya.

Banyak dari film  yang diputar sejauh ini adalah propaganda lama yang populer pada masa Mao Zedong, yang memimpin Komunis China dari pendiriannya pada 1949 hingga kematiannya pada 1976.

Mereka menyoroti tema-tema patriotisme dan secara khusus dibuat untuk mendidik penonton tentang sejarah dari Partai. Regulator film menekankan keinginan untuk anak muda agar menumbuhkan kasih sayang mereka kepada Partai dan sosialisme melalui film.

Dengta, aplikasi data box office milik Alibaba (BABA), memperkirakan film tersebut akan meraup sebanyak 4,5 miliar yuan (Rp 9,9 triliun). Itu bisa menjadikannya film terbesar kedua secara global tahun ini.

Pada 2020, China menyalip Amerika Serikat untuk menjadi pasar film teratas di dunia, tonggak sejarah itu dicapai karena Amerika Serikat berjuang untuk menahan pandemi virus corona. 

Akibatnya, banyak dari film box office terbesar dalam beberapa bulan terakhir diproduksi oleh studio dan perusahaan produksi China, termasuk film top tahun lalu, epik perang China The Eight Hundred.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement