Sabtu 02 Oct 2021 03:22 WIB

Vision+ Angkat Docuseries Restoran Legendaris Kawasan Kota

Once Upon a Time in Chinatown mengisahkan restoran yang lekat dengan budaya Tionghoa

Sutradara docuseries Once Upon a Time in Chinatown Sheila Timothy
Foto: istimewa
Sutradara docuseries Once Upon a Time in Chinatown Sheila Timothy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  - Konsisten menghadirkan judul originals setiap bulan, Vision+ kembali merilis originals dengan judul Once Upon a Time in Chinatown.

Setelah sukses dengan originals documenter series pendahulunya, kali ini Vision+ menghadirkan lagi originals dengan format docuseries dengan tema kuliner. Vision+ merupakan platform streaming yang dikembangkan oleh PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV).

Once Upon a Time in Chinatown mengisahkan rangkaian perjalanan restoran-restoran legendaris yang lekat dengan budaya Tionghoa di kawasan Kota, Jakarta. Mereka telah beroperasi selama berpuluh-puluh tahun dan pada Originals Series ini berhasil menggali cerita-cerita inspiratif dari para pemilik restoran selama menjalani bisnis dan kehidupan mereka yang belum pernah diceritakan kepada orang luar.

Akan ada 7 restoran yang menjadi esensi utama cerita, ada Siauw A Tjiap, Lomie Amen Pinangsia, Bakmie Acang, Bakmie Encim Anggur, Kwetiau Sapi 78, Nasi Ayam Hainam Apollo, dan Ketupat Cap Go Meh, serta ada beberapa restoran tambahan seperti Siomay Oma Leni, Bakmi Kucai, dan Kari Lam. 

Dalam sisi produksi, Vision+ bekerja sama dengan production house Lifelike Pictures dan membawa nama Sheila Timothy dan Zack Lee sebagai sutradara. Origial Series Vision+ ini juga menjadi debut bagi Sheila Timothy dan Zack Lee dalam hal penyutradaraan.  

Selain itu, di docuseries ini juga Zack Lee akan langsung berperan sebagai pembawa acara bersama Tirta Lie yang merupakan seorang pakar kuliner Indonesia. Series pertama Vision+ yang mengambil tema kuliner ini juga melibatkan nama pakar kuliner lainnya seperti William Wongso dan Pakumala Joehana selaku narasumber.

“Tidak melulu soal pemenuhan kebutuhan, ternyata di balik sebuah kuliner menyimpan banyak cerita menarik. Pada docuseries ini penonton akan diajak masuk lebih dalam ke sendi kehidupan pemilik resto yang selama ini belum pernah dibuka ke orang lain sekaligus mengungkap latar belakang dari setiap menu kuliner legendaris yang tercipta. Bersama Lifelike Picture semua cerita ini dirangkum menjadi sebuah content yang sentimental, apa adanya dan pastinya akan mengispirasi semua kalangan” ujar Managing Director Vision+ Clarissa Tanoesoedibjo.

Clarissa juga menambahkan, Once Upon a Time in Chinatown akan membawa penontonnya bernostalgia akan kilas-kilas sejarah, kultur dan budaya Tionghoa yang melekat dari sebuah sajian makanan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement