Jumat 01 Oct 2021 06:02 WIB

Kisah Penyelundup dan Pencuri Kopi Paling Berjasa di Dunia

Perkembanga kopi di dunia dihiasi berbagai kisah, salah satunya cerita Baba Budan

Petani menunjukan biji kopi jenis ekselsa yang telah disortir di Tamansari, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (29/9/2021). Salah satu petani kopi di daerah tersebut mengatakan, saat ini petani menerapkan petik merah karena mampu meningkatkan harga jual hingga Rp45 ribu per kilogram jika dibandingkan dengan panen secara racutan harganya berkisar Rp25-27 ribu per kilogramnya.
Foto:

Gabriel de Clieu, Pencuri yang Menyebarkan Benih Kopi

Jika sebelumnya ada Baba Bunda, sufi asal India yang nekat menyelundupan benih kopi, di Eropa juga ada tokoh yang punya kenekatan karena kecintaannya terhadap minuman kopi. Tokoh yang dimaksud adalah Gabriel-Mathieu Francois D’ceus de Clieu, seorang perwira angkatan laut Prancis. 

Kisah aksi legendaris Gabriel de Clieu berawal dari keberhasilan Belanda dalam pembudidayaan dan perdagangan kopi. Pada tahun 1714, Belanda Belanda menghadiahkan Raja Perancis Louis ke-14 pohon kopi bervarietas Typica yang diambil dari perkebunan di Jawa. Kerajaan Perancis kemudian menanam dan meneliti pohon tersebut di Royal Jardine des Plantes, dengan harapan bisa dibudidayakan seperti Belanda.

Gabriel de Clieu yang saat itu sudah jatuh cinta terhadap kopi, kemudian mencoba meminta beberapa bibit pohon kopi untuk ditanam di sekitar kediamannya. Namun, berkali-kali permintaan itu ditolak, sebaliknya ia justru ditugaskan untuk mencari koloni baru. 

Gabriel de Clieu akhirnya nekat mencuri satu pohon kopi dari Royal Jardine des Plantes, dan membawanya dalam kapal yang dinakhodainya. Demi bisa mempunyai pohon kopi, Gabriel de Clieu bukan hanya terancam hukuman dari Kerajaan Prancis, namun sepanjang perjalanan menemukan koloni baru, dirinya juga harus mati-matian menjaga agar pohon kopi yang dibawanya tidak mati. 

Berbagai kendala dihadapi sepanjang mengarungi laut bersama pohon kopi. Gabriel de Clieu harus menghadapi anak buahnya sendiri, yang berupaya merusak pohon kopi, karena tak rela jatah air minum mereka digunakan untuk menyiram pohon tersebut. Gabriel juga harus mati-matian menjaga pohonya tetap hidup saat bertempur melawan armada Belanda dan perompak di lautan. Bahkan dituliskan, pada suatu ketika, Gabriel harus rela membagi jatah air miliknya dan menahan haus demi bisa menyirami pohon kopi curiannya itu.

Pada tahun 1720, kapal yang membawa Gabriel de Clieu dan pohon kopinya mendarat di Martinik yang berada di Kepulauan Karibia. Hal Pertama yang dilakukannya adalah mencari daerah subur untuk menanam pohon tersebut.

Perjuangan De Clieu membuahkan hasil, pohon curiannya tumbuh subur. Setelah itu perkebunan kopi di Martinik pun semakin luas. Dari pohon kopi yang ditaman Gabriel De Clieu di Martinik, penanaman pohon kopi semakin luas di hampir seluruh Pulau Karibia, kopi pun menyebar ke Haiti, Jamaika, Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement