Hingga saat ini, tidak ada satu pun intervensi pencegahan yang bisa dikatakan 100 persen menjamin seseorang tidak akan tertular Covid-19 atau memastikan penyintas tidak akan terinfeksi ulang. Oleh karena itu, semua upaya pencegahan tersebut harus dilakukan sebagai satu kesatuan dan tidak ada yang dikesampingkan.
"Hingga saat ini, pencegahan yang terbukti jitu adalah 3M/5M (protokol kesehatan) dan vaksinasi, dan kalau diperlukan meningkatkan imunitas dan menjaga kesehatan mental," ujarnya.

Dr Erlina mengungkapkan, masalah yang lebih serius akan mendera ketika virus masuk ke dalam tubuh. Virus akan mudah berkembang biak atau bereplikasi di dalam tubuh sehingga dapat menimbulkan kerusakan.
Badai sitokin bisa terjadi, menyebabkan keparahan penyakit dari derajat ringan hingga kritis, sampai ancaman kehilangan nyawa. Oleh karena itu, lebih baik untuk mencegah terinfeksi Covid-19 daripada mengatasi masalah jika virus sudah menginfeksi tubuh.
"Jadi, memang untuk Covid-19, tidak ada kata lain, pencegahan adalah yang utama," kata dr Erlina.
Di samping itu, dr Erlina meminta semua orang untuk menjadi agen edukasi untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan vaksinasi. Masyarakat juga diserukan untuk memberikan informasi benar untuk mengatasi hoaks dan disinformasi.