Kamis 30 Sep 2021 10:33 WIB

Dampak Buruk Minum Alkohol pada Organ Hati

Pecandu alkohol hadapi risiko tinggi kerusakan hati serius dan kematian.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Dampak buruk konsumsi alkohol pada organ hati (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Dampak buruk konsumsi alkohol pada organ hati (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengonsumsi alkohol berdampak buruk pada kesehatan, salah satunya terhadap organ hati. Dilansir di laman Eat This, Not That, Kamis (30/9), hati adalah organ internal terbesar tubuh. 

Sesuai dengan wilayahnya yang luas, dia melakukan lebih dari 500 fungsi, termasuk metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein, memproduksi empedu, dan detoksifikasi darah. Saat Anda meminum alkohol (atau dikenal sebagai etanol), alkohol diserap melalui lambung dan usus kecil, di mana dia menyebar ke aliran darah. Inilah yang terjadi pada hati Anda.

1. Tidak dapat mendetoksifikasi tubuh

Tugas utama hati adalah menyaring racun dari darah. Saat Anda minum alkohol, hati mengenalinya sebagai racun dan mulai bekerja untuk membersihkannya dari tubuh. Itu berarti zat berbahaya lainnya tidak mudah dihilangkan.

Hati mengubah etanol menjadi zat beracun yang disebut asetaldehida, dan akhirnya air dan karbon dioksida yang tidak berbahaya, yang dikeluarkan dari tubuh. Hati yang sehat dapat memetabolisme satu minuman beralkohol per jam. Memiliki lebih dari itu, dan asetaldehida beracun menumpuk di dalam tubuh, menyebabkan mabuk. Minum terlalu banyak terlalu sering dan hati mengalami kerusakan.

2. Membakar lemak lebih lambat

Saat Anda minum alkohol, hati membakar asetaldehida untuk bahan bakar tubuh, bukan lemak, sebagaimana mestinya. Minum terlalu banyak terlalu sering, dan kerusakan ganda dapat terjadi asetaldehid merusak hati, dan lemak disimpan di hati alih-alih di tempat lain di tubuh atau dibakar sama sekali. Itu dapat menyebabkan kondisi yang disebut penyakit hati berlemak.

"Jangan minum terlalu banyak alkohol," kata asisten profesor kedokteran di Harvard Medical School, dr Wynne Armand. Ukuran seberapa banyak masih kontroversial, tapi mungkin yang terbaik adalah menghindari alkohol sepenuhnya.

3. Menyebabkan hepatitis alkoholik

Asetaldehida beracun dari minum alkohol dapat memicu peradangan di hati yang menghancurkan sel-sel hati, menyebabkan kondisi yang disebut hepatitis alkoholik. Itu terjadi pada beberapa peminum berat dan tidak pada orang lain, sains tidak sepenuhnya mengerti mengapa. 

"Jika Anda didiagnosis dengan hepatitis alkoholik, Anda harus berhenti minum alkohol. Orang yang terus minum alkohol menghadapi risiko tinggi kerusakan hati yang serius dan kematian," menurut Mayo Clinic.

4. Gagal hati

Jika hepatitis alkoholik berlanjut, jaringan parut berkembang di hati. Jaringan parut itu mencegah hati berfungsi secara normal, yang mengarah ke kondisi yang disebut sirosis. Hepatitis alkoholik bersifat reversibel, sirosis tidak. Saat sirosis berkembang, hati menjadi tidak dapat menyaring darah dan organ mulai gagal, sehingga memerlukan transplantasi.

5. Kanker hati

Menurut American Cancer Society, sebagian besar (tapi tidak semua) orang yang didiagnosis menderita kanker hati memiliki beberapa bukti sirosis. Seiring bertambahnya usia, perut dan hati secara alami menyusut, memperpendek jarak perjalanan alkohol-ke-perut dan mengurangi kapasitas hati untuk detoksifikasi.

6. Bahaya minum alkohol dan Covid-19

Ada banyak alasan mengapa minum alkohol berlebihan tidak dianjurkan, utamanya selama era pandemi. Virus corona dapat merusak hati Anda. 

“Beberapa pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid 19 mengalami peningkatan kadar enzim hati, seperti alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate aminotransferase (AST), yang menunjukkan hati mereka setidaknya rusak untuk sementara,” lapor CDC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement