REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang tua ingin anaknya tumbuh secara baik dan positif dalam setiap kegiatannya. Tidak hanya itu, para buah hati juga harus berkembang dengan tubuh yang sehat.
Untuk itu, orang tua harus memperhatikan setiap detail tumbuh kembang anak agar menjadi bekal dia untuk beradaptasi dengan lingkungan luar. Dilansir di laman Women's Health pada Selasa (29/9), sebuah laporan dari seorang psikolog klinis dan direktur penelitian di Laurel School Center for Research on Girls di Shaker Heights, Ohio, Tori Cordiano, menemukan lebih dari separuh anak perempuan dan sepertiga anak laki-laki berusia 6 hingga 8 tahun merasa tubuh ideal mereka lebih kurus dari ukuran saat ini. Baik itu paparan media atau pengaruh teman sebaya atau pesan yang mereka terima di rumah, anak-anak mengembangkan kepekaan citra tubuh mereka dari berbagai faktor.
Idealnya, orang tua dapat menjadi suara paling lantang dan tepercaya serta membantu anak-anak mereka mengembangkan hubungan yang sehat dengan makanan, olahraga, dan citra tubuh mereka. Berikut empat tips yang harus diterapkan orang tua kepada anaknya agar tertanam kebiasaan baik dan pola pikir tubuh yang positif yakni:
1. Orang tua harus mencontohkan perilaku sehat
Cara Anda makan dan berbicara tentang tubuh Anda (atau tubuh orang lain) memiliki lebih banyak pengaruh daripada yang Anda kira terlepas dari berapa usia anak-anak Anda. Mereka benar-benar melihat dan memahami setiap hal.
Konsumsilah makanan sehat bersama dan lakukan aktivitas fisik menyenangkan sebagai sebuah keluarga, dengan fokus pada kesenangan menggerakkan tubuh dan menjadi lebih kuat bukan pada penurunan berat badan. Satu studi menemukan remaja lebih mungkin berdiet, makan berlebihan, dan menggunakan metode pengendalian berat badan yang tidak sehat jika orang tua mereka memberi terlalu banyak pesan yang berfokus pada berat badan tentang makanan.
Sebaliknya, buat kesan positif dengan menekankan pada kesehatan secara keseluruhan daripada mencapai angka tertentu pada skala atau mencapai tampilan tertentu.
2. Dampingi dan diskusikan visual yang ada di media massa
Semua visual yang dikonsumsi anak-anak termasuk video gim video, acara TV, dan media sosial harus didiskusikan bersama. Apa yang dilihat anak-anak di media mencakup pandangan sempit tentang apa yang dianggap normal.
Faktanya, menurut The Selfie Talk, sebuah inisiatif baru dari The Dove Self-Esteem Project, 80 persen anak perempuan mengatakan mereka membandingkan penampilan mereka dengan orang lain di media sosial. Bersama anak-anak yang lebih besar, diskusikan bagaimana beberapa iklan dan gambar media sosial diubah atau diedit untuk membuat kulit terlihat lebih halus, membuat orang tampak lebih tinggi atau lebih kurus dan banyak lagi.
Anda bisa mengubahnya menjadi permainan yaitu hal tersebut diedit lewat photoshop. Remaja tidak suka dimanipulasi, jadi gunakan itu untuk keuntungan Anda. Minta mereka untuk berpikir kritis tentang bagaimana perusahaan dapat menggunakan gambar dengan cara yang ditargetkan.
3. Bicara tentang apa yang bisa dicapai tubuh
Ciptakan lingkungan suportif di rumah, dimana Anda memotivasi anak-anak untuk berpikir positif tentang apa yang dapat dicapai tubuh mereka setiap hari. Ajukan pertanyaan seperti, apa yang bisa kamu lakukan dengan tangan yang kuat itu? Atau bagaimana perasaan tubuh Anda saat berolahraga?
Semakin dini Anda mulai melakukan ini, semakin baik, karena dapat membantu anak-anak mengembangkan harga diri. Itu juga mengajari bahwa tubuh mereka berharga dan layak untuk dicintai. Tidak hanya karena tampilannya tetapi juga untuk apa yang memungkinkan mereka melakukannya.
4. Tetap fokus pada bakat dan karakter
Ada sejuta cara berbicara kepada anak Anda atau siapapun yang tidak melibatkan berat badan atau tubuh. Bangun kepercayaan diri mereka dengan mendiskusikan kualitas seperti kebaikan, rasa ingin tahu, dan ketekunan. Ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa sifat lebih penting daripada ukuran atau penampilan fisik.
Persiapkan anak Anda terkait apa yang harus dilakukan ketika mereka mendengar orang lain berkomentar, membandingkan, atau mengkritik tubuh atau penampilan. Situasi bermain peran dapat dicoba untuk melatih respons mereka.