Sekarang, Aden hanya bermitra dengan merek yang sejalan dengan keyakinannya. Ia berharap dapat terus menjadi panutan positif bagi perempuan dengan mendorong mereka untuk tetap setia pada diri mereka sendiri.
"Pegang identitas Anda, banggalah dari mana Anda berasal, miliki batasan yang jelas, dan ketika batasan itu dirusak, angkat bicara," ujarnya.
Aden lahir di sebuah kamp pengungsi di Kenya. Ketika dia berusia enam tahun, keluarganya pindah ke St. Cloud, Minnesota, Amerika Serikat.
Aden mendapat perhatian luas ketika menjadi wanita berhijab pertama yang bersaing di kontes Miss Minnesota. Selama kompetisi 2016, dia mengenakan burkini Modanisa dan menjadi semifinalis.
Setahun kemudian, Aden menandatangani kontrak model tselama iga tahun di mana dia dijanjikan area ganti pribadi selama pemotretan dan pertunjukan. Kontraknya juga menggarisbawahi bahwa jilbabnya tidak bisa dikompromikan.
Aden semakin diperhitungkan di industri fashion ketika menjadi supermodel pertama yang mengenakan hijab saat menghiasi sampul majalah mode papan atas seperti Vogue. Dia juga menjadi wanita berhijab pertama yang menjadi model untuk Sports Illustrated sekaligus bagi beberapa desainer top dunia dari New York Fashion Week hingga Milan.
Tahun lalu, ketika tengah berada di puncak kariernya, Aden justru memilih keluar dari industri mode karena merasa kehilangan kendali atas identitasnya di industri yang tidak sesuai dengan keyakinan agamanya. Namun, sekarang Aden mungkin merasa lebih siap dan kuat menghadapi semua tantangan yang ada.