REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Halima Aden mengungkap alasan lain yang membuatnya berhenti menjadi model sejak November 2020. Sebelumnya, perempuan 23 tahun kelahiran Kenya tersebut dikenal sebagai supermodel berhijab yang menginspirasi banyak orang.
Aden menyampaikan itu dalam wawancaranya belum lama ini dengan desainer Tommy Hilfiger di saluran BBC. Muslimah berkewarganegaraan Somalia dan Amerika Serikat itu mengeluarkan apa yang menjadi unek-uneknya.
Dua tahun terakhir sebelum hengkang dari dunia permodelan, Aden memercayai tim di lokasi untuk menata jilbabnya. Saat itulah dia mengalami masalah dan menyimpan kekecewaan, hingga terakumulasi.
"Cara mereka menatanya, sangat jauh dari citra saya sendiri. Jilbab saya terus menyusut dan semakin kecil di setiap pemotretan," ungkap Aden, dikutip dari laman Indian Express, Jumat (23/7).
Hilfiger menanggapi pernyataan Aden dengan mengatakan bahwa hal demikian kerap terjadi dalam industri fesyen, sesuatu yang juga tidak dia setujui. Sang desainer bangga lantaran Aden memilih untuk berpegang teguh pada keyakinannya.
"Memalukan menjadi bagian dari bisnis yang memiliki ide-ide kuno yang keterlaluan," kata Hilfiger.
Lebih lanjut, Aden menyampaikan kritiknya atas eksploitasi industri fesyen. Model berhijab pertama yang tampil di sampul majalah Vogue itu menyayangkan isu keragaman sering direduksi menjadi tokenisme.