Rabu 22 Sep 2021 19:06 WIB

Hal Negatif yang Sering Ditemukan pada Makanan Kemasan

Makanan kemasan memang praktis, namun bisa berkontribusi negatif bagi kesehatan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Hal negatif yang ada pada makanan kemasan (ilustrasi).
Hal negatif yang ada pada makanan kemasan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesibukan sering kali membuat banyak orang menaruh pilihan pada hal-hal yang menghemat waktu, termasuk untuk urusan makan. Tak heran bila makanan kemasan menjadi salah satu opsi populer untuk memenuhi asupan sehari-hari.

Makanan kemasan sering hadir dalam bentuk makanan ultra proses atau makanan yang diolah melalui banyak proses. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa makanan ultra proses mendominasi sekitar 25-60 persen asupan energi harian individu di dunia.

Makanan kemasan atau ultra proses memang praktis dan hemat waktu karena mudah disajikan dan memiliki masa simpan lebih lama. Akan makanan seperti ini dapat memberikan kontribusi negatif bagi kesehatan. 

Setidaknya ada enam hal yang dapat membuat makanan kemasan atau makanan ultra proses buruk bagi kesehatan. Berikut ini adalah keenam hal tersebut, seperti dilansir The Health Site, Rabu (22/9):

1. Kandungan lemak, sodium, gula yang berlebih

Makanan kemasan sering kali disertai dengan kandungan lemak, sodium, dan gula yang tidak sehat. Ahli gizi Snighdha Chowdhury menyatakan bahan-bahan ini memang membuat makanan terasa lebih lezat, namun dapat memicu masalah kesehatan serius seperti obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 100 ribu orang juga mengungkapkan bahwa setiap peningkatan 10 persen dalam konsumsi makanan ultra proses atau makanan kemasan akan diiringi dengan 12 persen peningkatan risiko kanker. 

2. Tak bergizi

Makanan kemasan atau ultra proses tak jarang memiliki kandungan kalori yang tinggi. Namun pada saat yang sama, makanan seperti ini jarang memiliki nilai gizi yang baik dan dibutuhkan tubuh.

3. Kalori tinggi

Makanan kemasan atau ultra proses dikenal kaya akan kandungan lemak tak sehat. Ini yang membuat makanan seperti ini padat akan kalori. Konsumsi makanan kemasan dapat membuat seseorang lebih mudah mengonsumsi kalori berlebih tanpa disadari.

4. Perisa dan bahan artifisial

Makanan kemasan memiliki masa penyimpanan yang panjang. Di balik masa penyimpanan yang panjang ini biasanya terdapat bahan-bahan pengawet dan pemanis yang tinggi. 

Selain itu, makanan seperti ini juga kerap mengandung perisa dan bahan artifisial lain yang dapat memberikan efek kurang baik bagi kesehatan. Makanan tinggi pengawet dan pemanis juga seringkali menjadi pemicu penyakit jantung dan kadar gula darah yang tinggi.

5. Memicu obesitas

Makanan kemasan merupakan salah satu penyebab utama terjadinya obesitas. Dampak ini bisa juga didapatkan dari jus atau sereal kemasan yang dijual dengan label bebas gula atau rendah kalori. Makanan seperti ini biasanya mengandung sirup jagung yang dapat meningkatkan kadar gula darah lebih jauh.

6. Karbohidrat tinggi

Sebagian besar makanan kemasan mengandung karbohidrat olahan yang tinggi. Karbohidrat seperti ini tidak baik karena bisa dipecah dengan cepat di dalam saluran pencernaan dan denhan cepat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan insulin. Dampaknya, rasa lapar dan keinginan untuk kembali menyantap karbohidrat akan muncul lebih cepat.

7. Yang perlu dilakukan

Perbanyak konsumsi makanan segar dan praktikkan pola makan seimbang. Dalam satu porsi makan perlu ada karbohidrat, protein, dan lemak dalam komposisi yang tepat.

"Makanan kemasan kaya akan zat kimia yang telah diizinkan oleh otoritas kesehatan, namun ketika dikonsumsi secara rutin, zat tersebut dapat memicu efek kesehatan yang serius dalam jangka panjang," ujar Agarwal. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement