REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor asal India, Sidharth Shukla, meninggal pada usia 40 tahun. Dia dikabarkan meninggal karena serangan jantung mendadak, membuat banyak orang terkejut.
Menurut sumber yang dekat dengan keluarga Sidharth, aktor itu mengeluh sakit dada sekitar pukul 03.00 pada Kamis pekan lalu, tapi dia kembali tidur. Namun, pada pagi hari Sidharth tidak bangun.
Pada hari yang sama sekitar pukul 10.15, dokter di rumah sakit Cooper di Mumbai menyatakan dia meninggal. Kematian aktor tersebut menarik perhatian terhadap meningkatnya jumlah kasus penyakit jantung di antara mereka yang berusia 30-an dan 40-an, bahkan ketika mereka tampak sehat.
Dokter mengatakan kasus serangan jantung di antara kelompok usia yang lebih muda meningkat secara mengkhawatirkan. “Dalam praktik klinis saya, dua dari 10 pasien berada dalam kelompok usia 30 sampai 40 tahun,” kata dr Brajesh Kunwar, Kepala Kardiologi Intervensi, Rumah Sakit Fortis Hiranandani, Vashi, Mumbai, seperti dilansir laman Times of India, Rabu (8/9).
Dia mengatakan, bahkan pada orang dewasa muda, faktor risiko penyakit jantung konvensional yang menyebabkan sebagian besar serangan jantung. Faktor risiko konvensional ini termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga, kolesterol tinggi, dan merokok.
Ahli kardiologi, dr TS Kler, menekankan perlunya pemeriksaan kesehatan secara teratur dan untuk tidak menganggap enteng ketidaknyamanan apa pun. Dia menyebut, orang berusia muda sering cenderung mengabaikan atau tidak melaporkan ketidaknyamanan pada jantungnya. Tak jarang hal itu menyebabkan serangan jantung, menjadi besar, dan langsung berakibat fatal.
"Orang-orang muda tidak menyangka arteri mereka akan tersumbat karena usia mereka. Jadi, mereka tidak pergi untuk pemeriksaan tahunan," ujarnya.
Pemeriksaan rutin harus dilakukan jika seseorang memiliki riwayat keluarga penyakit jantung dan berusia di atas 25 tahun. Misalnya, jika seseorang memiliki saudara lelaki yang meninggal pada usia 35 tahun karena serangan jantung.
"Mereka mulai melakukan pemeriksaan rutin setelah mereka berusia 25 tahun. Tubuh berubah dan merespons secara berbeda saat Anda tumbuh, danAnda perlu memastikan menyadari apa yang terjadi di dalam," kata dia.
Anda perlu mengenali faktor risiko sejak dini dan mengambil tindakan yang memainkan peran besar dalam mencegah serangan jantung. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lengkap setelah usia 30 tahun untuk mendeteksi faktor risiko tersebut dan kemudian minum obat untuk mengendalikan dan mengurangi risiko tersebut.
Meningkatnya stres adalah faktor lain, terutama selama pandemi ini, yang dapat menyebabkan serangan jantung. Sulit untuk mengukur stres. Oleh karena itu, penting untuk mengelolanya melalui modifikasi gaya hidup seperti yoga, meditasi, dan latihan fisik.
Para ahli medis mengatakan terlihat bugar tidak berarti Anda sehat. “Saya merasa, alasan paling kritis untuk serangan jantung pada populasi yang lebih muda, bahkan di antara mereka yang menyukai kebugaran dan sangat khusus tentang diet mereka adalah stres (baik di tempat kerja atau dalam hubungan pribadi). Faktor-faktor seperti merokok semakin menambah ini,” kata dr Brajesh Kunwar.
Dia mengatakan saat ini banyak anak muda memiliki gaya hidup tidak sehat yang meliputi stres berlebihan, kurang tidur, konsumsi alkohol, merokok, suplemen yang tidak aman, pil pelangsing, dan olahraga berlebihan. Kebiasaan ini merugikan kesehatan dan menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang dapat menyebabkan serangan jantung mendadak.
Dia menegaskan terlihat bugar atau pergi ke gym tidak berarti Anda sehat atau menjalani gaya hidup sehat. "Bicaralah dengan dokter Anda untuk panduan yang tepat tentang diet, suplemen, dan olahraga," ujarnya.