Kamis 26 Aug 2021 19:39 WIB

Mal Harus Punya Konsep Segar Agar Tetap Diminati

Orang ke mal bukan sekadar untuk berbelanja.

Pusat perbelanjaan Pondok Indah Mall, Jakarta, Ahad (15/6). Ketika masyarakat telah terbiasa berbelanja secara daring, mal menghadapi tantangan untuk menjadi bukan sekadar tempat belanja.
Foto:

Alphonzus mengajak para pengelola pusat perbelanjaan untuk mengerahkan kreativitas dan berinovasi bila ingin menjadi pionir, bukan pengikut. David Hilman, Chief Operating Officer Agung Sedayu Realestat Indonesia, mengulas pentingnya menerapkan diferensiasi dan memahami perilaku konsumen sebagai strategi bertahan di masa krisis.

David menjelaskan, tantangan yang dihadapi oleh mal ASHTA, mal kecil yang dikelilingi dengan pusat belanja ikonik Jakarta lainnya yang sudah lama dikenal oleh masyarakat. Alhasil, malnya harus menawarkan sesuatu yang baru, unik dan kreatif.

"Kami memilih arahnya ke lifestyle yang difokuskan pada hal-hal penting bagi orang-orang yang tinggal di daerah situ, lebih ke orang-orang yang bergaya hidup ramah lingkungan," jelas David.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ASHTA District 8 - SCBD (@ashtadistrict8)

Itu pula yang membuat ASHTA menawarkan pemandangan hijau yang menyegarkan mata dan membuat pengunjung serasa di luar ruangan, tapi dalam lindungan pendingin udara. Restoran dan toko yang ada di dalamnya juga dipilih secara saksama, melewati kurasi ketat agar jadi daya tarik konsumen.

Kafe atau restoran yang baru hadir di Indonesia mereka gandeng agar membuka gerai pertama di sana. Untuk fashion, menurut David, toko mode independen yang kualitasnya mumpuni dipilih agar pengunjung bisa membeli produk lokal dengan kualitas global.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement