Sabtu 21 Aug 2021 06:56 WIB

AS Selidiki Vaksin Moderna Terkait Risiko Peradangan Jantung

Kasus ini diduga lebih tinggi pada orang dewasa daripada yang diperkirakan sebelumnya

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Seorang dokter menunjukkan dosis vaksin Moderna.
Foto: EPA-EFE/Bagus Indahono
Seorang dokter menunjukkan dosis vaksin Moderna.

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Pejabat kesehatan Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki laporan bahwa vaksin Covid-19 Moderna Inc mungkin memiliki keterkaitan dengan risiko lebih tinggi pada gangguan jantung. Kasus ini diduga lebih tinggi pada orang dewasa daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Laporan yang dilansir dari kantor berita Reuters pada Jumat (20/8) mengutip sumber anonim. Sang sumber mengatakan, terlalu dini bagi regulator AS untuk mencapai kesimpulan. Sumber itu berpendapat tambahan studi diperlukan sebelum rekomendasi dibuat. 

Regulator kesehatan di AS pada bulan Juni telah menambahkan peringatan ke literatur yang menyertai vaksin mRNA hasil produksi oleh Moderna dan Pfizer. Hal ini untuk menandai risiko langka peradangan jantung yang terlihat terutama pada pria muda. 

Namun, mereka mengatakan manfaat suntikan dalam mencegah Covid-19 lebih besar daripada risikonya. Padahal laporan studi menyertakan ada peluang insiden miokarditis 2,5 kali lebih tinggi pada mereka yang mendapatkan vaksin Moderna dibandingkan dengan vaksin Pfizer.

Penyelidikan yang difokuskan pada data studi di Kanada menunjukkan bahwa risiko miokarditis mungkin lebih tinggi untuk pria di bawah usia 30 tahun atau lebih. Sayangnya hingga saat ini, pihak Moderna dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement