REPUBLIKA.CO.ID, SALTLAKECITY -- Sudah delapan bulan sejak dosis pertama vaksin COVID-19 diberikan kepada petugas kesehatan di seluruh negeri. Sejak itu, vaksin telah tersedia untuk siapa saja yang berusia di atas 12 tahun. Namun tak semua orang bisa memperoleh vaksin.
Direktur Medis untuk Kesehatan dan Pencegahan Masyarakat di Intermountain Healthcare, Tamara Sheffield, menyebut beberapa contoh di mana seseorang tidak memenuhi syarat atau harus menunda mendapatkan vaksin. Hanya saja, lanjut dia, sangat jarang seseorang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin.
"Alasan utama untuk tidak divaksinasi, atau yang disebut kontraindikasi, adalah jika Anda memiliki reaksi alergi terhadap vaksin COVID tertentu," kata Sheffield dilansir dari KRQE pada Selasa (17/8).
Sheffield mengatakan, jika Anda memiliki reaksi alergi setelah menerima dosis pertama vaksin Pfizer atau Moderna, Anda masih dapat menerima vaksin Johnson & Johnson. "Ini adalah satu-satunya cara saat Anda dapat mencampur, jika ada alergi dengan salah satunya selama Anda berada dalam pengaturan medis yang diawasi," ujar Sheffield.
Di luar alergi, Sheffield mengatakan, ada beberapa kondisi lain di mana mungkin menunda mendapatkan vaksin COVID-19. Misalnya, jika Anda saat ini terinfeksi COVID-19, ia menganjurkan menunggu untuk mendapatkan vaksin daripada mungkin menulari orang lain.
Selain itu, jika Anda telah menjalani terapi seperti antibodi monoklonal untuk mengobati infeksi COVID-19, Sheffield mengatakan, Anda perlu menunggu 90 hari untuk mencegah pengobatan mengganggu vaksin. Kemudian Jika Anda sedang menjalani terapi kanker, Sheffield menjelaskan bahwa Anda mungkin ingin menunggu untuk mendapatkan suntikan.
"Sebagai gantinya, direkomendasikan untuk berbicara dengan dokter Anda tentang waktu untuk mendapatkan vaksin," ujar Sheffield.
Bagaimana dengan ibu hamil?
Ketika vaksin COVID-19 pertama kali tersedia untuk masyarakat umum, wanita hamil disarankan untuk berbicara dengan dokter mereka sebelum mendapatkan suntikan. Ini karena peneliti tidak memiliki cukup bukti.
"Sekarang kami memiliki pengalaman luar biasa dengan jutaan wanita hamil mendapatkan vaksin," ucap Sheffield.
"Dan kami telah melihat bahwa untuk bayinya, tidak ada peningkatan dalam hal hasil buruk yang kami khawatirkan," lanjut Sheffield.
Namun Sheffield menggambarkan memiliki penyakit COVID-19 saat hamil sebagai situasi yang sangat berbahaya.
Bagaimana jika Anda sedang rutin mengonsumsi obat?
Jika obat memengaruhi sistem kekebalan Anda, seperti antibodi monoklonal, Anda harus berbicara dengan dokter Anda tentang kapan harus mendapatkan vaksin.
"Yang perlu mereka lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter mereka tentang waktu yang tepat," sebut Sheffield.