REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keju merupakan salah satu bahan makanan yang kerap diolah menjadi beragam menu sarapan nan lezat, seperti roti panggang keju hingga omelette keju. Meski menggugah selera, penggunaan keju dalam menu sarapan dapat memicu kenaikan berat badan.
Keju pada dasarnya bukanlah makanan yang tidak sehat. Sebagai produk susu, keju mengandung beberapa zat gizi yang dapat menunjang kesehatan seperti kalsium, protein, zinc, vitamin A, serta vitamin B-12.
Akan tetapi, ada beberapa alasan yang membuat konsumsi keju saat sarapan dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Salah satunya adalah keju mengandung tinggi lemak dan bukan sumber serat yang baik.
Selain itu, keju seringkali dikombinasikan dengan telur sebagai menu sarapan. Kombinasi kedua bahan ini dinilai terlalu berat untuk dijadikan sebagai makanan yang dikonsumsi di pagi hari.
"Mengombinasikan produk susu dengan telur bisa membuatnya sulit untuk dicerna dan dapat memperlambat proses pencernaan," ujar ahli ayurvedic Dr Ashutosh Gautam, seperti dilansir SheFinds, Selasa (17/8).
Baik keju maupun telur, lanjut Dr Gautam, padat akan kandungan protein. Seperti diketahui, protein merupakan zat gizi yang membutuhkan waktu proses pencernaan yang paling lama.
"Pencernaan yang tertunda dapat menyebabkan beberapa masalah perut. Gagasannya adalah untuk tidak mengombinasikan dua makanan berat bersamaan," pungkas Dr Gautam.
Untuk sarapan yang lebih sehat, penambahan keju pada sajian omelette atau telur bisa digantikan dengan rempah-rempah untuk menambah cita rasa, seperti kunyit, kari, atau bahkan jahe. Penambahan rempah-rempah ini dapat membantu meningkatkan metabolisme.
Bila ingin asupan protein lebih banyak tanpa keju, ada beberapa alternatif lain yang bisa dikonsumsi sebagai menu sarapan. Salah satunya adalah sajian yogurt Greek dengan madu dan biji chia.