Sementara, ABM juga menyarankan penggunaan istilah lain yang dianggap bahasa inklusif gender. Misalnya, ASI alias air susu ibu diubah istilahnya menjadi "parent's milk" atau "susu orang tua".
Alasan ABM, tidak semua orang yang melahirkan dan menyusui mengidentifikasi diri sebagai perempuan. Beberapa dari individu tersebut menganggap dirinya bukan bagian dari gender perempuan atau laki-laki.
I’m a little tired of the degrading and nullifying of women and their abilities. Breastfeeding is one of our abilities. It’s a beautiful and important ability. Knock off the nullifying of women fir the sake of lunatics. Equal rights does not equal insanity.
— Kirstie Alley (@kirstiealley) August 14, 2021
Salah satu penulis pedoman, Laura Kair dari UC Davis Children's Hospital, mengatakan bahwa bahasa punya kekuatan besar. Dia berpendapat, bahasa yang digunakan harus seinklusif mungkin saat membahas pemberian makan bayi.
"Saat bekerja dengan pasien, yang terbaik adalah menanyakan terminologi yang mereka tegaskan. Saat mengomunikasikan penelitian medis, bahasa harus secara akurat mencerminkan populasi yang diteliti agar tidak menutupi kebutuhan penelitian," tuturnya, dikutip dari laman Fox News, Senin (16/8).