Berbicara dari Swiss, drummer Thomas Kocherhans mengatakan, dirinya bergabung dengan band tiga tahun lalu saat melakukan pekerjaan kemanusiaan di Gaza. Ia mengaku takjub dengan band tersebut ketika pertama kali mendengar musiknya.
"Ketika saya mendengar mereka untuk pertama kalinya, saya benar-benar terkejut, tetapi dalam arti yang sangat baik. Saya tidak pernah berpikir musik berkualitas seperti itu akan ada di Gaza," kata Kocherhans, yang harus meninggalkan Gaza setelah misinya berakhir pada awal tahun ini.
Meskipun kurangnya minat pada musik Barat di Gaza yang konservatif, band yang dinamai sesuai nama burung pemangsa itu memiliki harapan besar untuk sukses.
"Saya ingin sekali menjadi Metallica Palestina atau Pink Floyd, Roger Waters," ujar Raji.