Anak-anak yang lebih tua lebih cenderung memiliki gejala yang berlangsung lebih dari sebulan (5,1 persen) dibandingkan mereka yang berusia di bawah 12 tahun (3,1 persen). Para ilmuwan mengatakan, itu meyakinkan bahwa tidak ada laporan gejala neurologis yang serius seperti kejang, gangguan konsentrasi, atau kecemasan pada titik mana pun selama sakit.
"Penting bagi keluarga untuk mengetahui bahwa anak-anak yang jatuh sakit dengan Covid-19 tidak mungkin menderita efek yang berkepanjangan," kata Prof Duncan.
Hanya saja, penelitian King's College London mengonfirmasi bahwa sejumlah kecil anak memang ada yang memiliki durasi penyakit yang lama. Prof Duncan menyebut, anak-anak ini biasanya juga pulih seiring waktu.
Hasil penelitian tim Prof Duncan dan rekan diterbitkan dalam jurnal Lancet Child and Adolescent Health. Untuk sampai pada kesimpulan tersebut para ilmuwan yang melihat laporan kesehatan harian yang dicatat oleh anggota masyarakat di aplikasi Zoe Covid Study.
Penyakit lain, seperti pilek dan flu, juga dapat memiliki gejala yang berkepanjangan pada anak-anak. Studi ini memfokuskan data dari September 2020 hingga Februari 2021.
Temuan juga menunjukkan bahwa selama infeksi Covid-19, anak-anak biasanya menderita kelelahan dan sakit kepala. Ini berbeda dengan tiga gejala utama yang terdaftar oleh NHS, yakni demam, suhu tinggi dan kehilangan penciuman dan/atau perasa.