Seperti masker kain yang terbuat dari kain tenun atau rajutan, masker Nike dirancang agar pemakainya bisa bernapas. Akan tetapi, aspek perlindungannya menjadi berkurang.
"Masker ini memiliki pori-pori yang jauh lebih besar untuk bernapas, tetapi hanya bisa memblokir droplet terbesar, bukan aerosol," kata Hsieh, profesor terkemuka bidang teknik biologi dan pertanian di University of California, Davis.
Nike mengatakan, maskernya tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai alat pelindung diri. Dalam peringatannya, Nike mengingatkan bahwa masker atlet Olimpiade Amerika Serikat tersebut merupakan masker kain yang belum diuji terhadap standar kelas medis.
"Tanpa data pengujian, sulit untuk menilai seberapa baik masker itu bekerja," kata insinyur tekstil Emiel DenHartog, dikutip dari Insider, Rabu (4/8).