REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama masa pandemi COVID-19, terutama saat penerapan pembatasan mobilitas pada anak guna mencegah penyebaran virus, nyatanya penuh tantangan. Ahli Gizi Dr Rita Ramayulis, DCN, M.Kes dalam keterangannya dikutip Sabtu menjelaskan setidaknya ada tiga masalah kesehatan yang kerap ditemui pada anak, khususnya pada usia sekolah dasar.
"Pertama rendahnya paparan sinar matahari sehingga anak akan rentan defisiensi vitamin D3. Kedua kurang gerak, sehingga berisiko kelebihan berat badan," kata ketua ketua Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) tersebut.
Masalah lain adalah konsumsi jajanan minim protein, vitamin dan mineral. Kondisi itu, menurut Rita mengkhawatirkan, mengingat defisiensi protein dan vitamin D3 menjadi salah satu penyebab imunitas turun sehingga anak mudah terpapar virus berbahaya.
Selain dengan mengonsumsi gizi seimbang, aktif bergerak, dan mendapatkan paparan sinar matahari, ia mengatakan, pemilihan asupan tambahan atau jajanan yang kaya protein dan vitamin D menjadi solusi yang penting dilakukan. "Sebagai salah satu sumber asupan yang kaya akan protein dan sumber vitamin D, susu memberikan manfaat yang dibutuhkan tubuh anak, untuk dapat bertahan dalam situasi pandemi seperti saat ini," kata dia.
Bagi orang tua yang khawatir terkait produk-produk dengan kandungan gula, garam dan lemak yang biasa dijual di pasaran, Rita mengatakan sebaiknya para orang tua lebih jeli membaca label pada kemasan produk. "Kehadiran produk dengan kandungan gula, garam dan lemak yang aman, dan telah mendapatkan label pilihan lebih sehat, dapat memudahkan orang tua dan anak dalam memilih asupan atau jajanan yang lebih baik," katanya.
Terkait perlindungan kesehatan pada anak, penerapan protokol kesehatan yang ketat, dan mengonsumsi pilihan lebih sehat adalah keharusan. Ia juga mengimbau kepada orang tua untuk juga memberikan edukasi pada anak tentang cara memilih jenis asupan yang baik bagi tubuh, dimulai dari memperhatikan logo dan informasi gizi yang tertera pada kemasan.