Sebaliknya, remaja dari hubungan keluarga yang kurang hangat pada usia 14 menunjukkan dukungan empati yang lebih rendah untuk teman-teman di awal masa remaja. Akan tetapi, menurut studi kemampuan empati mereka bisa saja ditumbuhkan seiring waktu.
Menurut Stern, menjaga kualitas hubungan keluarga demi mengembangkan kondisi psikis remaja amat penting, khususnya untuk membangun empati dan interaksi positif dengan teman sebaya. Temuan studi telah terbit di jurnal Child Development.
"Program pengasuhan anak, terapi keluarga, dan intervensi berbasis sekolah yang membantu remaja muda merasa aman dalam hubungan mereka dengan orang dewasa (orang tua, guru, mentor, dan kerabat) dapat membekali remaja berempati dan menunjukkan kepedulian mereka terhadap orang lain," tutur Stern, dikutip dari laman Study Finds, Kamis.