REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dibandingkan dengan berolahraga, studi mengungkap bahwa pola makan lebih berdampak untuk upaya penurunan berat badan. Hal itu terungkap dalam sebuah studi baru yang menunjukkan efektivitas pengaturan pola makan.
Dalam risetnya, pusat penelitian Springer Link itu meninjau 45 orang dewasa dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Studi mengeksplorasi apakah diet rendah karbohidrat (LCD) atau olahraga yang lebih efektif dalam peningkatan metabolisme.
Mereka secara acak dibagi ke dalam dua kelompok. Peserta di kelompok diet rendah karbohidrat mengonsumsi kurang dari 50 gram karbohidrat sehari, sementara kelompok olahraga diminta melakukan olahraga sedang hingga berat selama tiga pekan.
Setelah periode tiga pekan, para peneliti menemukan pola makan rendah karbohidrat menyebabkan penurunan berat badan yang lebih besar daripada berolahraga. Muncullah kesimpulan mengatur pola makan lebih efektif menurunkan berat badan.
Akan tetapi, pakar gaya hidup Dave Asprey mengatakan seseorang tetap perlu aktif bergerak. Meskipun, dia setuju bahwa mengatur apa yang dimakan lebih penting daripada seberapa banyak jumlah makanan dan lebih penting daripada seberapa banyak berolahraga.
"Jangan lakukan apa yang pernah saya lakukan: 90 menit olahraga sehari, enam hari sepekan, dengan diet rendah lemak, tinggi karbohidrat, rendah kalori. Saya masih gemuk pada akhirnya karena saya belum mengerti cara yang benar," ungkapnya.
Dia menekankan bahwa kuncinya adalah pola makan rendah karbohidrat. Diet rendah kalori yang dipilih juga perlu dicermati. Jika kalori tersebut masih merupakan kalori berkualitas buruk, maka seseorang tidak akan mendapatkan hasil yang diinginkan.
Ada juga metode alternatif untuk mengurangi lemak tubuh, yang sekaligus meningkatkan massa otot pada saat yang sama. Caranya, makan lebih banyak melalui diet kalori yang sangat tinggi seperti yang dilakoni oleh aktor Chris Hemsworth.
Metode itu mendapat dukungan dari pakar pengobatan holistik dari New York, Amerika Serikat, Gabrielle Lyon. Dengan catatan, saat menerapkan metode diet itu, perlu diimbangi dengan program latihan beban yang efektif dan memilih jenis makanan yang baik.
"Anda harus memperbaiki komposisi metabolisme terlebih dahulu, dengan mengoreksi dan memastikan Anda memiliki jaringan otot yang sehat, berat badan akan turun," kata Lyon, dikutip dari laman DMarge, Kamis (22/7).
Dia menekankan bahwa yang penting bukan tentang berapa bobot badan yang diturunkan, namun tentang kualitasnya. Apabila tidak melakukannya secara tepat dan strategis, sebagian besar berat badan hanya bisa menjadi lemak alih-alih otot.
Terdapat pula klaim bahwa diet rendah karbohidrat sebenarnya cukup sulit untuk diikuti dan dipatuhi, karena mereka bisa sangat membatasi. Dengan mengurangi menu tertentu dari makanan, seseorang bisa berisiko mengonsumsi makanan berkualitas buruk.
Diet mengenyangkan yang terdiri dari makanan sehat yang menciptakan perasaan kenyang dan puas dianjurkan sebagai pilihan pola makan terbaik bagi yang punya misi penurunan berat badan. Pada akhirnya, semua bergantung pada tujuan masing-masing orang.
Mungkin bagi sebagian orang, mengurangi atau menghilangkan karbohidrat dari menu harian bisa menjadi pilihan termudah dan paling dapat dicapai, sementara sebagian orang punya cara lain. Temukan saja pengaturan pola makan yang dianggap cocok untuk Anda.