REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presenter TV sekaligus influencer, Imam Darto, mengungkapkan alasan menggagas Gerakan Berbagi Makan Gratis untuk pasien isolasi mandiri. Hal ini berawal dari pengalamannya kesulitan mencari rumah sakit saat dinyatakan positif Covid-19.
Tak hanya sulit mencari RS, Darto melihat sendiri bagaimana mencekamnya kondisi di IGD. Ada pula pasien Covid-19 meninggal di lapangan maupun pekarangan teras IGD. Tak hanya sampai di situ, kakak dari Darto meninggal dunia karena Covid-19.
"Berangkat dari situ banyak yang kirim DM (direct message) meminta tolong sulit mencari RS, IGD, oksigen, dan plasma darah (konvalesen)," ujar Darto dalam siniar yang dipantau dari Jakarta, Rabu (21/7).
Setelah sembuh, dia rutin meneruskan pesan-pesan yang masuk melalui akun Instagram pribadinya dari masyarakat. Ada yang meminta bantuan dicarikan rumah sakit, obat-obatan, oksigen, donor plasma konvalesen, hingga makanan. Dari banyaknya pesan yang masuk, akhirnya Darto tergerak untuk membuat Gerakan Memberi Makan gratis bagi pasien isoman.
Langkah itu didukung oleh salah satu vendor yang bersedia untuk mengantarkan paket makanan tersebut. "Yang terjadi di lapangan ada yang dikucilkan, mereka yang mau mencari makan dikucilkan oleh tetangga. Jadi entah gimana penyakit ini dianggap sebagai penyakit yang hina. Saya coba cari solusi kepada vendor itu akhirnya kami bagikan dua kali makan sehari, siang dan malam," jelasnya.
Dari gerakan yang digagasnya, dia tak menyangka banyak influencer lain yang terinspirasi untuk sama-sama membantu. Salah satunya Hesti Purwadinata yang membagikan vitamin kepada pasien isoman.
Darto berharap gerakan ini semakin tumbuh dalam upaya mengurangi beban mereka yang tengah menjalani isoman. Mereka yang telah dibantu, diharapkan bisa mendonorkan plasma konvalesen setelah dinyatakan pulih. "Saya menerapkan konsep pay it forward. Kepada pasien isoman yang telah dibantu, tolong membantu pasien lain dengan donor plasma konvalesen karena demand-nya itu tiap hari banyak yang meminta," kata dia.
Bahkan saat ini, kata dia, terdapat sejumlah vendor yang menawarkan kerja sama kemanusiaan. Namun, dia masih mencari formula yang tepat agar bantuan yang disalurkan bisa tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.
"Niat awalnya ingin berbuat baik. Fokus utama ingin membantu pasien Isoman. Yang saya tularkan, tolong bantu dengan plasma darahmu. Jika (penyintas) berubah pikiran tidak mau mendonorkan, saya tidak maksa. Minimal dari 10 orang yang kita bantu, lima saja yang sama-sama membantu. Itu yang ingin kita sebarkan," ujar Darto.