REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Covid-19 varian Delta yang pertama kali ditemukan di India, kini ditemukan di lebih dari 104 negara. Menurut WHO, strain itu akan menjadi yang paling dominan di seluruh dunia.
“Varian delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus dan kematian. Di tempat-tempat dengan cakupan vaksinasi tinggi, varian delta menyebar dengan cepat; terutama menginfeksi orang yang tidak terlindungi dan rentan dan terus menekan sistem kesehatan," kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip livemint, Selasa (13/7).
Dia mencatat, negara-negara maju yang awalnya berhasil menangkal gelombang Covid-19 saja, saat ini sedang berjuang demi menghindari kolaps. Lanjut dia, intensitas varian Delta di seluruh dunia, terus berubah dan semakin menular.
Pada Juni lalu, WHO memperingatkan bahwa varian delta merupakan varian paling menular di antara semua varian yang diidentifikasi sejauh ini. Varian itu, juga menyebar dengan cepat di antara populasi yang tidak divaksinasi.
Diketahui, varian yang dikhawatirkan dari sampel India adalah varian Alpha (3.969), Beta (149) dan Gamma (1). Tetapi, ada garis keturunan lain dari varian B.1.617, Delta dan Kappa (total 16.238), yang pertama kali diamati di Maharashtra, terkait dengan kenaikan yang tidak biasa yang diamati di beberapa distrik negara bagian.