REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Ari Fahrial Syam mengingatkan masyarakat untuk tidak membeli obat sesuai dengan resep yang viral. Daftar obat itu disebut-sebut berkhasiat untuk Covid-19.
Salah satu obat yang direkomendasikan ialah dexamethasone. Prof Ari juga menemukan resep dari platform telemedicine yang turut memberikan dexamethasone.
Prof Ari menjelaskan, ilmu kedokterkan berbasis bukti menyebut dexamethasone tidak berguna untuk pasien tanpa gejala. Demikian juga dengan gejala ringan dan sedang.
BACA JUGA: Studi: Minum Kopi Kurangi Risiko Terpapar Covid-19
"Saya pernah menyampaikan mengenai dampak buruk mengonsumsi dexamethasone ini, saya sebut obat ini sebagai pisau bermata dua," ungkap Prof Ari.
Untuk orang tanpa gejala, gejala ringan, dan sedang, khususnya di awal penyakit, yang dibutuhkan adalah peningkatan daya tahan tubuh. Prof Ari mengungkapkan, dexamethasone justru membuat daya tahan tubuh menjadi lemah, sehingga membuat virus menjadi mudah meraja lela.
Untuk pengidap Covid-19 dengan diabetes, dexamethasone bisa membuat gula darah menjadi tidak terkendali. Sementara itu, bagi yang menderita hipertensi, tekanan darah bisa menjadi tidak terkontrol.
BACA JUGA: Mengapa Badan Terasa Membaik Setelah Minum Air Kelapa?
"Penggunaan dexamethasone akan memperburuk kondisi pasien dengan hipertensi dan diabetes yang memang menjadi komorbid untuk pasien Covid 19," jelas Prof Ari.
Efek samping dexamethasone juga menyebabkan pasien menjadi mudah cemas dan insomnia, hal yang harus dihindari saat kita menderita Covid-19. Dexamethasone juga dapat membuat mual dan perih di lambung.