Sabtu 03 Jul 2021 03:47 WIB

Kiat Bagi Waktu Agar Anak tak Terabaikan Saat WFH

Di masa liburan sekolah, ortu bisa cuti satu hari untuk temani anak.

Seorang anak digandeng orang tuanya. Di masa libur sekolah dan PPKM Darurat, orang tua bisa menghibur anak dengan meluangkan waktu lebih bagi anak.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Seorang anak digandeng orang tuanya. Di masa libur sekolah dan PPKM Darurat, orang tua bisa menghibur anak dengan meluangkan waktu lebih bagi anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat sebagian perkantoran kembali memberlakukan bekerja dari rumah, work from home(WFH). Di saat yang bersamaan anak-anak sekolah juga memasuki musim liburan. Bagaimana cara mengatur waktu agar anak tak merasa diabaikan?

Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psikolog dari Klinik Terpadu Universitas Indonesia mengatakan orang tua perlu menciptakan suasana yang dapat membuat anak senang dan tak merasa diabaikan. "Luangkan waktu, tidak harus setiap waktu, ada waktu-waktu yang sengaja diluangkan untuk beraktivitas bersama anaknya," ujar Anna saat dihubungi, Jumat (2/7).

Baca Juga

Untuk orang tua yang bekerja dari rumah, Anna menyarankan untuk mengambil waktu cuti satu hari. Waktu ini harus digunakan secara optimal dan tidak terganggu dengan kegiatan lain.

"Setengah hari juga tidak apa-apa kita optimalkan bersama anggota keluarga, kalau bapak dan ibu bekerja, kita luangkan waktu tertentu misalnya hari Jumat pagi sampai siang beraktivitas bersama," kata Anna.

"Jadi tetap ada waktunya untuk orangtua menyediakan waktunya untuk anak-anak di rumah. Anak-anak juga jadi tidak merasa diabaikan saat di rumah," lanjut Anna. Ia menyebutkan dalam beberapa kasus, terdapat remaja yang mengalami depresi ringan selama pandemi. Beberapa faktor pun menjadi pemicu, salah satunya lantaran orangtua tidak memiliki waktu bersama anak.

"Karena buat anak-anak dan remaja ini masa yang sangat membosankan banget. Itu amat sangat bisa dipahami dan beberapa ketika ditelaah lagi, bukan hanya karena mereka tidak bisa keluar rumah tapi juga ada macam-macam perdebatan di keluarga itu yang membuat mereka stres, orang tua juga tidak punya waktu untuk beraktivitas bersama mereka," kata Anna.

Orang tua bisa membangun aktivitas sederhana bersama anak, dan sebisa mungkin hal tersebut belum pernah dilakukan. Misalnya, menata ulang letak perabot rumah atau memasak bersama. Berbincang hal-hal ringan yang dapat membuat tertawa dan mengetahui apa yang digemari anak juga bisa menciptakan perasaan nyaman. Yang paling penting, orang tua dapat memahami mana yang menjadi prioritas.

"Walau harus bekerja tidak apa-apa tapi harus ada waktu-waktu tertentu. Kalau tidak mungkin seharian ya tidak usah dipaksain, bosen juga kali kan mau ngapain," ujar Anna.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement